BAGANSIAPIAPI - Seorang bocah bernama Roni (2) asal jalan SMAN 2 Bangko, Kelurahan Bagan Hulu, Kecamatan Bangko harus di rawat secara intensif di RSUD Dr RM Pratomo Bagansiapiapi. Pasalnya, bocah ini menderita penyakit kekurangan gizi yang mengakibatkan hilangnya kekebalan tubuh sehingga mudah di serang berbagai penyakit.
Saat ini bocah tersebut dirawat di ruang Plamboyan sejak tiga hari lalu dan hanya di temani sang ibu Rina (27). Sedangkan sang ayah Sukardi kini harus mencari makan kelaut. "Udah tigo hari anak sayo di rawat Bang. Mulonyo anak sayo muntah-muntah, badannyo hangek lalu kami bawa ke umah sakik," kata Rina dalam logat bahasa daerahnya saat ditemui Sabtu (9/4) di RSUD Dr RM Pratomo, Bagansiapiapi.
Rina menerangkan kalau anaknya itu mengidap penyakit kekurangan gizi dan paru-paru. "Kato dr Spesialis Anak, anak kami mengidap penyakit kekurangan gizi dan paru-paru," jelas Rina. Saat di temui bocah tersebut terlihat terbaring lemas di kasur ruang perawatan dan di temani oleh ibunya.
Sementara itu, Direktur RSUD Dr RM Pratomo Bagansiapiapi, Dr Tribuana Tunga Dewi yang ditemui di ruang kerjanya menjelaskan, bahwa si bocah tersebut bukan menderita penyakit gizi buruk melaikan menderita kekurangan gizi atau dengan bahasa kedokteranya Mal Nutrisi.
"Sebelumnya anak ini pernah di rawat di sini tepatnya sekitar 6 bulan lalu dengan kasus yang sama yakni kekurangan gizi. Dengan hasil pemeriksaan ronsen anak ini juga mengidap penyakit Tibi (Tubercle Bacili). Saat itu kedua orang tuanya di anjurkan untuk memberikan anaknya obat selama 6 bukan penuh, Ternyata hanya 3 bulan saja obat di berikan ke anaknya dengan alasan putus obat," terang Tribuana.
Saat ini lanjutnya, si bocah ini ada tiga keluhan penyakit diantaranya batuk, demam yang di sertai mencret. "Selaku pihak rumah sakit sebagai tugas dan fungsi, kami memberikan perawatan terhadap anak ini sesuai dengan penyakit yang ia derita seperti pemberian F75 sebanyak 100 cc per tiga jam. Dimana obat ini manfaatnya untuk menambah berat badan si anak mengingat berat badannya menurun drastis akibat beberapa penyakit yang ia derita," terang Tribuana yang di dampingi seorang perawat wanita.
Kita akan merawat bocah itu hingga sehat. Akan tetapi, sekarang kembali kepada orang tua. "Anjuran kita kedua orang tuanya juga harus di periksa karena si bocah ini selain menderita beberapa penyakit yang di jelaskan tadi juga menderita penyakut Tbc. Ada kemungkinan orang tuanya juga punya riwayat Tbc, karena Tbc ini adalah penyakit menular. Dan bisa saja dari orang tua di tularkan ke anaknya," beber Tribuana.
Sementara untuk sibocah kita anjuran agar diberikan makan bergizi tinggi, seperti tinggi kalori dan tinggu protein. Selain dari keluarga kurang mampu si anak yang di rawat di kelas III Rsud Pratomo, Bagansiapiapi ini juga tidak memiliki Kartu Bpjs. Menangapi hal tersebut, sang Direktur mengaku akan berupaya membantu jika mereka benar-benar tak mampu. Namun, dengan catatan ada surat keterangan susah dari lurah yang di ketahui camat setempat.
"Kita tak bisa sembarangan membantu orang mengunakan dana rumah sakit. Nanti kita di periksa dan di tanyakan kemana uang rumah sakit kita juga yang repot. Tapi kalau jelas peruntukkanya membantu pasien susah dengan di lengkapi surat keterangan tidak mampu kita bisa mempertangungjawabkanya, "Sebut Tribuana. (adv/hms/krydi)