Mantap, PLTU Riau Dapat Kucuran Dana Rp2,2 Triliun
Jakarta-Proyek Pembangunan PLTU Riau 2x110 megawatt (MW) termasuk salah satu prioritas PT PLN (Persero). Untuk pendanaannya, perusahaan plat
merah penyedia listrik itu baru saja mendapatkan pinjaman dari delapan kreditur dalam negeri senilai Rp 2,2 triliun.
Realisasi pinjaman itu terlaksana setelah PLN PLN meneken perjanjian kredit sindikasi dengan delapan kreditur lokal. Kedelapan kreditur perseroan ini adalah PT Sarana Multi Infrastruktur serta tujuh bank lokal, yakni Bank DKI, Bank Aceh Bursa, Bank Jateng, Bank Riau, Bank Kalbar, Bank BPD Bali, dan Bank Kalteng.
Seperti diberitakan Beritasatu.com hari ini, kredit sindikasi ini akan dipakai untuk mendanai PLTU Riau yang merupakan proyek Program 10 Ribu MW terakhir yang belum mendapat pembiayaan. Proyek pembangkit ini akan dibangun oleh PT Rekayasan Industri (Persero) dan Hubei Hongyuan Power Engineering.
Direktur Utama PLN, Sofyan Basir, mengatakan, PLTU Riau merupakan proyek terakhir dari Percepatan 10 Ribu MW Tahap I yang belum mendapat pembiayaan. Padahal jika pembangkit listrik ini terbangun, bakal ada tambahan setrum bagi sistem kelistrikan Sumatera Bagian Tengah khususnya Riau.
Riau merupakan daerah yang masih defisit listrik. Saat ini, beban puncak di Riau mencapai 510,4 MW, sementara daya mampu pembangkit listrik di sana hanya 373,4 MW. Pemenuhan kebutuhan setrum di Riau dibantu tambahan dari sistem Sumatera sebesar 137 MW.
"Para kreditur telah membantu PLN melaksanakan tugas pemerintah, mengingat pembangunan infrastruktur kelistrikan bukan hanya tugas PLN, tetapi seluruh stakeholder kelistrikan,” kata dia dalam siaran resminya, Kamis (12/11).
Sofyan berharap, pendanaan dari bank lokal ini tidak hanya sekali saja. Pihaknya berharap perbankan nasional ikut berperan aktif dalam penyelesaian proyek kelistrikan selama lima tahun ke depan. (rep05)