Tren Batu Akik Mulai Meredup, Kini Muncul Fenomena Gelang dari Akar
Jakarta-Aksesori dari akar bahar, baik dalam bentuk gelang maupun cincin, bukanlah hal baru. Namun, sejak muncul di Ternate, Maluku Utara, aksesori dari akar bahar mengundang perhatian warga, khususnya para kolektor.
Awalnya, tidak banyak orang yang mengetahuinya. Seiring dengan banyaknya pengguna aksesori dari akar bahar, kini banyak warga yang mengincarnya.
Di Ternate, aksesori dari akar bahar dijual berdampingan dengan batu bacan maupun batu obi. Namun, lapak penjual akar bahar terlihat selalu ramai pengunjung dibanding lapak para penjual jenis batu akik tersebut.
Ivan, salah satu pedagang akar bahar, mengaku, dalam sehari, dia dapat meraup keuntungan Rp 1 juta hingga Rp 3 juta.
“Fluktuatif, Bang, kadang hanya Rp 1 juta, tapi juga hingga Rp 3 juta,” katanya ketika ditemui, Selasa (26/5/2015).
Ada yang membeli dalam bentuk tangkai ataupun yang sudah jadi. Ivan membanderol satu gelang mulai dari harga Rp 100.000 hingga Rp 300.000, tergantung ketebalannya. Sementara itu, cincin dijualnya sekitar Rp 10.000 saja.
KOMPAS.com/Fatimah Yamin Akar Bahar yang dijual di emperan jalan di Kota Ternate.
Pembeli, lanjutnya, bisa langsung membeli aksesori jadi atau memesan sesuai selera. Uniknya, pembeli tinggal menunggu sebentar, aksesori yang diminta langsung jadi karena prosesnya hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk membuat gelang, misalnya.
“Prosesnya tergantung ukuran, semakin besar maka semakin lama, begitu sebaliknya,” ujar Ivan.
Demografi pembeli, lanjutnya, juga bervariasi, mulai anak kecil hingga orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan.
Menurut Ivan, tidak hanya bentuknya yang indah di pergelangan tangan yang membuat orang tertarik, tetapi kandungannya yang dapat menyerap racun dari dalam tubuh serta dipercaya menangkal ilmu hitam menjadi alasan aksesori dari akar bahar banyak diburu.
“Banyak orang tua dulu pakai ini, hanya dulu kan susah carinya. Katanya ini bisa menangkal ilmu hitam, makanya tidak sedikit orangtua yang pesan untuk anak mereka yang masih usia balita,” ujar Ivan.
Akar bahar ini, lanjutnya, diambil dari laut kedalaman mulai dari 7 meter di perairan Kecamatan Wasile Tengah, Kabupaten Halmahera Timur. Di sana ada beberapa jenis akar bahar, misalnya warna hitam, putih, dan merah.
“Tetapi, yang banyak diminati warna merah,” tambahnya. (rep05)