Wow, Ekspor Batu Akik Capai US$ 4,6 Miliar per Tahun
Jakarta-Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat lonjakan ekspor perhiasan/permata hingga 68,95% pada periode Januari-Desember 2014. Salah satu pendorongnya adalah batu bacan, yang kini sedang menjadi tren.
Sepanjang 2014, ekspor perhiasan/permata bernilai US$ 4,6 miliar. Pada Desember 2014 saja, ekspor komoditas ini naik 55% menjadi US$ 168,6 juta. Jenis perhiasan yang paling banyak diekspor adalah mutiara dan emas dengan negara tujuan Jepang dan Tiongkok.
"Ini masuk galian non logam. Sekarang lagi ramai batu akik, ini bisa jadi komoditi. Ekspornya US$ 4,6 miliar dalam setahun," kata Kepala BPS Suryamin di kantornya, Jakarta, Senin (2/2).
Suryamin menjelaskan, sejalan dengan peningkatan ekspor, industri manufaktur barang galian bukan logam juga mengalami peningkatan pada kuartal IV-2014 sebesar 3,55%.
"Barang galian bukan logam naik. Barang galian bukan logam itu ada batu pualam, marmer, termasuk bacan. Jadi ini komoditas ekspor yang bagus," ujar dia.
Suryamin mengungkapkan, saat ini tren penggunaan batu permata, pualam, dan bacan memang sedang mewabah. Industri pengolahannya pun terbantu karena tren ini.
"Bahan galian bukan logam dari permata, pualam, cincin, itu industri manufaktur karena ada pengolahannya, itu mempunyai perkembangan cukup baik bahkan cukup tinggi. Sumber dari output sektor industri yang bisa dikembangkan. Ini penghasil devisa juga. Lagi ngetren di lapangan dan tergambar di produksi industrinya bahwa barang bukan logam batu permata banyak dipakai," jelasnya. (detikfinance/rep05)