Jangan Panik, Pasokan Elpiji 3 Kg Ditambah

Sabtu, 15 November 2014

Pekanbaru-PT Pertamina (Persero) Perwakilan Pemasaran Riau Sumbar mengaku telah melakukan penambah pasokan gas elpiji subsidi 3 kilogram untuk wilayah Kota Pekanbaru sebesar sembilan persen dari kebutuhan normal.
 
"Terhitung awal November ini, kami sudah menambah alokasi untuk normalisasi elpiji 3 kilogram sembilan persen baik pangkalan atau operasi pasar," ujar Sales Representatif Domestic Gas Pertamina Riau Sumbar, Donny Brilianto di Pekanbaru, Jumat.
 
Ia mengatakan, biasanya di daerah tersebut membutuhkan alokasi gas elpiji subsidi 3 kilogram atau dikenal dengan gas melon sekitar 17.000 tabung setiap bulan untuk melayani warga masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah.
 
Alokasi 17.000 tabung itu dinilai kurang untuk melayani kebutuhan masyarakat dengan sekitar 600 pangkalan di Pekanbaru dalam dua bulan terakhir, sehingga pihaknya mengambil inisiatif dengan melakukan penambahan menjadi sekitar 18.000 tabung hingga 19.000 tabung.
 
"Tapi kan yang namanya normalisasi itu, tidak bisa instan dilakukan. Artinya dampak operasi pasar itu tidak bisa langsung dirasakan dalam satu atau dua hari dan mungkin dalam satu atau dua pekan. Untuk cepat melakukan normalisasi, makanya kami akan terus melakukan operasi pasar," katanya.
 
Dalam setiap melakukan operasi pasar gas melon, lanjut dia, Pertamina melihat warga Kota Pekanbaru cukup antusias dengan membawa rata-rata satu sampai dua tabung dengan harga jual seharga Rp15.000 per tabung yang dinilai cukup untuk satu bulan.
 
"Kalau satu tabung bisa bertahan selama 14 hari, makan dengan membeli dua tabung minimal untuk tiga pekan. Operasi pasar kami lakukan itu, tujuannya hanya dua yakni melakukan normalisasi stok dan melakukan normalisasi harga," katanya.
 
Dinas Perindustrian dan Perdangangan (Disperindag) Kota Pekanbaru sebelumnya mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk melakukan penambahan kuota gas elpiji subsidi 3 kilogram, agar masyarakat di daerah tersebut tidak kesulitan dalam mencari bahan bakar gas.
 
"Kita tengah melakukan kajian berapa banyak penambahan kuota elpiji. Yang pasti sebelum akhir tahun, sudah kita sampaikan kepada pemerintah pusat dan Pertamina," ujar Kepala Disperindag Kota Pekanbaru, El Syabrina.
 
Menurut dia, hal tersebut dilakukan karena warga masyarakat di Pekanbaru sekitar tiga bulan terakhir mengaku kesulitan dalam mendapatkan elpiji subsidi 3 kilogram atau disebut gas tabung melon karena mengalami peningkatan pemakian.
 
Sehinga hal tersebut disinyalir menjadi utama penyebab utama terjadinya kesulitan atau kelangkaan gas elpiji subsidi di daerah tersebut, sedangkan upaya yang dilakukan pihaknya adalah dengan sering-sering melakukan operasi pasar.
 
"Untuk mengantisipasi kelangkaan elpiji 3 kilogram, kita melakukan operasi pasar dengan harga sesuai batas toleransi Rp5 ribu per tabung. Solusi terbaik, hanya itu yang bisa kita lakukan saatini dan operasi pasar adalah jawaban atas kelangkaan yang terjadi," katanya. (rep05)