Kasus mutilasi warga Indonesia di Hongkong oleh bankir asal Inggris Rurik George Caton Jutting, membuat warga di Desa Gandrungmangu, Gandrungmangu, Cilacap, Jawa Tengah gempar. Salah satu korbannya, Sumarti Ningsih (25) diketahui beralamat di RT 02/RW 05 Desa Gandrungmangu.
Saat disambangi Merdeka.com, Senin (3/11) malam, rumah duka yang berada di tengah permukiman penduduk sudah ramai dikunjungi tetangga. Seorang tetangga yang juga masih kerabat keluarga, Ngatiman mengatakan Ningsih memang beralamat di rumah tersebut. "Dia memang tinggal di sini sejak kecil," ujarnya.
Ngatiman mengatakan, selama ini Ningsih atau yang akrab disapa Martini oleh warga sekitar dikenal supel. Bahkan, ia dikenal sebagai anak yang berbakti pada orangtua. "Martini itu orang yang ingin membahagiakan orangtuanya. Bahkan, ia tidak ingin membebani orangtuanya," ucapnya.
Ucapan itu, diamini Ahmad Kaliman, ayahanda almarhumah Ningsih. Dia bahkan pernah meminta anaknya untuk melanjutkan sekolah. "Martini hanya lulusan SD, setelah lulus dia pergi ke Jakarta. Padahal waktu itu, saya ingin dia melanjutkan sekolah. Tetapi, dia malah bilang nggak ingin ngerepotin orangtua, lagi pula cari uang susah, katanya Martini waktu itu," kenang Kaliman.
Di mata keluarga, Sumarti merupakan sosok yang lincah dan ceria. Meski begitu, Kaliman mengaku terkejut saat mendengar kabar anak nomor tiganya meninggal dibunuh bankir asal Inggris.
"Saya kaget dan shock. Saya cuma berharap pembunuhnya diberikan hukuman sesuai perbuatannya," ucapnya, seperti yang dilansir dari Merdeka.com.
Sebelumnya diberitakan, dua perempuan diduga pekerja seks komersial terselubung, dibunuh secara sadis pekan lalu, di Apartemen Wan Chai, Hong Kong. Satu korban dimutilasi, yakni Ningsih, lantas potongan tubuhnya dimasukkan ke dalam koper.
Tersangka bernama Rurik Jutting, 29 tahun, warga negara Inggris yang bekerja sebagai bankir di kawasan otonomi khusus China tersebut. Dia telah diamankan Kepolisian Hong Kong sabtu dini hari, waktu setempat. Diduga pembunuhan dilakukan Jumat (31/10), dalam periode terpisah.
Konsulat Jenderal RI di Hong Kong baru bisa memastikan kewarganegaraan Ningsih. Untuk satu korban lain, yaitu Jesse Lorena Ruri, 30 tahun, yang mengalami luka sayat parah di leher, belum jelas.
Ada informasi Jesse adalah warna negara Filipina. Bersama Ningsih, keduanya bekerja di salah satu pub lokal. (rep01)