Sama seperti perempuan sosialita pada umumnya, dulu, Rita Widyasari, yang kini menjadi Bupati Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, juga menggemari tas-tas mahal bermerek.
Koleksi tas Luis Vuitton asli dari luar negeri memenuhi lemarinya. Tidak ketinggalan, Hermes, Prada, dan sederet merek tas lainnya juga menjadi koleksi Rita.
"Bapak saya paling tahu, apa koleksi kesukaan saya. Terakhir, bapak saya belikan Hermes dari Italia seharga 200 juta rupiah," sebutnya kepada Kompas.com, belum lama ini.
Namun, lanjut dia, seiring waktu berjalan, ketertarikan pada barang-barang bermerek itu luntur. Saat menjadi Bupati Kukar, Rita mengenal kerajinan ulap doyo, yakni akar pohon khas Kutai yang bisa dijadikan sarung tenun, baju, dan lainnya.
"Saya langsung jatuh cinta sama ulap doyo. Ibu-ibu perajin kain itu saya berdayakan. Ayo bikin sarung dan baju dari ulap doyo. Tidak hanya itu, lama-lama saya berpikir membuat kerajinan lain seperti tas, dompet, dan asesori lain dari bahan ulap doyo. Tuh, kalau mau lihat ada di Rita Centre Kerajinan Tangan," kata dia sembari memamerkan koleksi tas ulap doyo miliknya.
Tidak hanya ulap doyo, Kukar ternyata juga dikenal dengan "kabupaten rocker". Sudah tiga tahun terakhir, Kukar mendatangkan band-band rock legendaris dari luar negeri, yakni Sepultura, pada tahun 2012, Halloween pada 2013, dan Testament pada 2014. Tidak terkecuali band Tanah Air seperti Power Metal, God Bless, dan lainnya. Semua masyarakat menonton gratis, tidak terkecuali masyarakat Samarinda dan Balikpapan, ikut memadati Stadion Aji Imbut Kukar, tiap band-band itu datang.
"Rencana tahun depan ada lagi, tapi masih belum dipastikan siapa yang datang. Pokoknya Kukar Rockin Fest," ujarnya.
Selain gemar mengoleksi tas mewah, Rita juga selalu memperhatikan perawatan tubuh sehingga perempuan berusia 41 tahun ini selalu tampil cantik dan menawan. Namun, kata cantik yang sering ditujukan kepadanya, bagi Rita, sedikit terlalu berlebihan. Sama seperti setiap perempuan, pasti berusaha tampil maksimal. Terutama wajah, sesibuk apa pun tugas negara, wajah tidak boleh kusam dan harus dirawat.
"Saya suka dunia kecantikan. Saya ini punya salon pribadi. Dulu saya kursus kecantikan sampai ke Singapura dan Shanghai. Saya juga belajar di Make-up Forever yang di Jakarta. Pokoknya cita-cita saya punya salon kecantikan profesional. Jadi, saya ini punya keahlian merias sendiri. Sayangnya, saya enggak punya waktu berdandan lama, jadi tampil apa adanya," ungkapnya tertawa.
Rita di mata bawahan
Sementara itu, di mata para bawahannya, Bupati Rita Widyasari adalah sosok pemimpin yang humoris dan cerdas. Dia tidak pernah marah dan kasar, dan selalu memberi motivasi bagaimana cara bekerja yang baik.
"Bunda (panggilan untuk Rita Widyasari) ajarkan kami cara mengelola keuangan yang benar. Bunda juga selalu mencontohkan pergi ke kantor tepat waktu dan pulang tepat jam lima sore. Sebagai seorang pemimpin, dia tidak pernah korupsi waktu," kata Aini, salah satu stafnya di Pemkab Kukar.
Tidak hanya Aini, Merisa, salah satu istri polisi yang tergabung dalam ibu-ibu Bhayangkari, menuturkan, sosok Rita sangat pantas disebut Bunda Kutai Kartanegara. Karakteristik perempuan berkependidikan menjadi cita rasa tersendiri untuk seorang Rita. Dalam upaya membangun Kukar, Rita sudah mengabdi dengan tulus dan tidak pernah mengeluh.
"Saya kagum dengan Bunda. Dia datang dengan apa adanya dan memberi dengan sukacita. Kalau bercanda, selalu setiap saat. Tapi, dia selalu bisa menempatkan sebagai ibu yang dituakan. Dia juga menghormati Raja Kutai. Meski dia seorang bupati, tata karma gadis Kutai itu tak pernah lepas," ungkapnya. (rep05)