Jakarta - Presiden terpilih, Joko Widodo atau Jokowi, tak gentar jika partai koalisi pendukung calon presiden Prabowo Subianto atau Koalisi Merah Putih menjadi mayoritas di Dewan Perwakilan Rakyat.
Menurut Jokowi, kurangnya dukungan mayoritas di parlemen bukan penghalang pelaksanaan program-program Jokowi-Kalla. "Saya tidak takut. Kenapa harus takut," katanya di Balai Kota, Rabu, 3 September 2014.
Jokowi mengatakan tidak memiliki strategi khusus untuk mengamankan parlemen. Menurut dia, urusan koalisi merupakan tanggung jawab partai. "Prinsipnya saya terbuka saja. Kalau ada yang mau gabung silakan. Tapi kami tidak akan melakukan langkah tertentu," katanya.
Saat ini Jokowi mengaku fokus menangani urusan yang berkaitan dengan eksekutif, misalnya peralihan kekuasaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut dia, dalam pertemuan dengan SBY, pembahasan murni masalah transisi. Pertemuan dengan Hatta Rajasa di kediaman Surya Paloh, kata dia, hanya silaturahmi setelah pemilu presiden.
Komposisi partai pendukung Jokowi-JK di DPR saat ini berjumlah 207 kursi. Partai-partai pendukung Jokowi adalah PDI Perjuangan, Nasional Demokrat, PKB, dan Hanura. Sedangkan Koalisi Merah Putih, pendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, terdiri atas Partai Gerindra, Golkar, PAN, dan PPP yang mendapat mayoritas 292 kursi.
Hingga saat ini sikap Partai Demokrat sendiri belum jelas. Ketua Dewan Pembina sekaligus Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan kekuatan politik Koalisi Merah Putih cukup besar dan mampu mengimbangi pemerintahan yang diusung koalisi poros PDI Perjuangan.
"Jangan lupa, Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa memiliki perolehan suara yang juga tinggi. Kita harus mengakui ada kekuatan politik yang tinggi," katanya. Ia yakin Koalisi Merah Putih dapat menjadi penyeimbang pemerintah Jokowi-Kalla. (rep01/tco)