Ingin menikmati sajian menu lokal dengan nuansa Jakarta tempo dulu? Coba saja ke Historia Food & Bar, di kawasan Kota Tua Jakarta, Taman Fatahillah, Jakarta Barat. Pengunjung kafe akan diajak memasuki lorong waktu abad ke 17-18. Kala itu, Kota Tua menjadi pusat pemerintahan Hindia-Belanda.
Bangunan yang dipakai Historia Food & Bar adalah gedung tua bersejarah. Dulunya bangunan itu sebagai tempat menyimpan rempah-rempah. Demi mengingatkan masa lalu, pengelola kafe memajang aneka rempah dalam stoples yang disusun di rak-rak gantung. Letaknya persis di lorong pintu masuk kafe. Di lorong itu juga dipasang foto-foto jadul.
Di ruang dalam kafe, meja dan kursi juga antik. Menurut Putri Karleti, Assistant Manager Historia, kursi dan meja didaur ulang menjadi bentuk unik dan indah sesuai konsep kafe yang art industrial history.
Sedangkan rancangan interiornya menggabungkan klasik dengan industrial modern. Barang-barang jadul, seperti mesin kasir, layar monitor, dan aneka kaleng produk Belanda yang pernah beredar di Indonesia pada era 1970-an menjadi hiasan kafe.
"Sebagai tempat cagar budaya, gedung ini tidak bisa diubah sepenuhnya. Makanya, kita tetap usung nuansa history yang kita kombinasikan dengan tema industrial," kata Putri kepada Warta Kota (Tribunnews.com Network), di Historia Food & Bar.
Ada dinding-dinding dan pintu yang dibiarkan seperti aslinya. Sedangkan dinding-dinding ruang kafe lainnya tak dibiarkan kosong. Para perempuan, penari, para budak, dan kompeni Hindia-Belanda, yang menjadi penghuni Batavia digambarkan apik sebagai lukisan dinding.
"Tujuan kita, agar generasi muda ketika masuk ke sini, bersedia untuk mengingat sejarah, agar paham mengenai kehidupan di Kota Tua ini pada masa lampau," katanya.
Gedung dua lantai itu baru dimanfaatkan satu lantai. Nantinya, ruang di lantai dua akan difungsikan sebagai galeri seni.
Turis asing
Tamu-tamu Historia Food & Bar bukan melulu orang-orang lokal, melainkan turis asing. Seperti ketika Warta Kota mendatangi kafe itu, ada beberapa rombongan wisatawan mancanegara yang duduk-duduk santai di Historia Food & Bar.
"Kebetulan tempat kami berada di lokasi wisata Kota Tua. Jadi pengunjung kami semua segmen, masyarakat yang datang ke Kota Tua untuk berwisata, baik lokal maupun orang asing," kata Putri.
Menurut seorang pengunjung, Yanuarda (23), Historia memberikan atmosfer berbeda kepada pengunjungnya. "Saya rasa bisa jadi something refreshing. Selain bisa menikmati kesan berada di bangunan yang usianya sudah seabad lebih, tempat ini nyaman buat sekadar nongkrong," katanya yang saat itu datang bersama tiga rekannya di Historia. "Makanannya juga enak, punya ciri tersendiri," kata pria yang berprofesi sebagai pengacara ini. (rep05)