Tidak pernah terbersit di benak Arie Setya Yudha untuk bisa menjadi produsen seragam militer yang mampu menembus pasar Amerika Serikat (AS) dan banyak negara di Eropa. Namun, laki-laki yang masih menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Gadjah Mada (UGM) ini nyatanya mampu memasarkan produknya di wilayah tersebut.
Lewat merek Molay Military Uniform Division, laki-laki kelahiran tahun 1990 ini sukses mengembangkan bisnisnya hingga mampu mencetak omzet sebesar Rp 1,5 miliar sepanjang tahun 2013.
Berawal dari kegemarannya bermain airsoft gun, Arie merintis usaha pembuatan seragam militer di bawah bendera PT Molay Satria Indonesia pada tahun 2009 di Yogyakarta. Awalnya, ia hanya memproduksi seragam sesuai permintaan, namun kini ia mampu memproduksi lebih dari 200 set seragam militer setiap bulan.
Arie mengaku memproduksi seragam militer ini menggunakan bahan baku yang berkualitas. Masalah kualitas memang menjadi perhatian utama baginya. Sebab, agar produknya makin diterima oleh konsumen di luar negeri, kualitas yang prima harus menjadi keharusan.
Oleh sebab itu Arie sangat selektif memilih bahan baku seperti kain, retsleting maupun kancing seragam. Arie melakukan riset mendalam di internet untuk bisa mendapatkan bahan baku dari produsen langsung. Tidak jarang dia mendatangkan bahan baku impor. “Jadi intinya harus pintar-pintar mencari via internet,” tandasnya.
Sampai sekarang dia memasarkan produknya hanya lewat internet. Satu set seragam dia jual seharga Rp 560.000-Rp 2 juta. Sebagian besar konsumennya adalah orang-orang militer, kepolisian, pekerja tambang maupun para penggemar permainan airsoft gun. Beberapa pasar internasional yang sudah berhasil dia tembus seperti Italia, AS, Swedia, Kanada, dan Austria, Norwegia.
Usaha Arie pun terus berkembang dengan memanfaatkan internet, maupun forum maya sebagai media pemasaran seperti Kaskus maupun situs jual beli online luar negeri. Permintaan Molay Military Uniform Division terus meningkat setiap tahun. Sepanjang tahun 2014 hingga Agustus ini, pria berusia 24 tahun ini mengaku sudah meraup omzet hingga Rp 2 miliar dari penjualan seragam militer lewat toko online. “Hingga akhir tahun kita targetkan mencapai angka Rp 3 miliar,” ungkapnya.
Selain pemasaran lewat internet, Arie juga memiliki reseller atau distributor di berbagai daerah serta dealer resmi di Jakarta Utara. Di usianya yang masih relatif muda, Arie sudah mampu mandiri secara ekonomi. Ia tak lagi harus mengandalkan kiriman dari orangtuanya untuk membiayai kuliah dan hidupnya. Arie pun bisa melakukan kegemarannya bermain airsoft gun kapan pun dia mau tanpa harus khawatir masalah dana.
Arie kini dibantu oleh 17 karyawan. Sebanyak 10 di antaranya adalah staf pemasaran dan tujuh lainnya di bagian produksi. Ari mengaku akan terus inovasi-inovasi baru dan semakin memperluas pasarnya ke luar negeri. (rep05)