Dia mengenakan sorban hitam di kepala. Di tangannya ada kertas putih dia gunakan untuk mengajak warga Indonesia berjihad mendukung Negara islam Irak dan Syam (ISIS). Sementara di sisi kiri dan kanan serta belakang, berderet pria bersenjata laras panjang sejenis AK-47.
Semua lelaki itu berwajah Indonesia. Rekaman video berjudul Join the Ranks itu berdurasi kurang dari lima menit. Lelaki bersorban dan menyerukan jihad mendukung ISIS memakai nama samaran Abu Muhammad al-Indonesi.
Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia menyebut Abu Muhammad al-Indonesi dengan sebutan Mister B. Dia disinyalir menjadi salah satu buronan atas aksi terorisme terjadi di tanah air.
Dalam catatan polisi, B pernah memberi pelatihan militer di Janto, Aceh. Pemilik nama Abu Muhamad al-Indonesi itu tengah bergabung dengan ISIS di Suriah. "Inisial B sudah teridentifikasi oleh kita. Memang itu buronan kita selama ini," kata Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Sutarman Senin tiga pekan lalu.
Dia menjelaskan B satu jaringan dengan Santoso, teroris nomor wahid paling dicari polisi. Beberapa waktu lalu Santoso terdeteksi di Poso, Sulawesi Tengah, namun berhasil melarikan diri saat kontak senjata dengan polisi. "Ada kaitannya dengan kelompok Santoso, ada juga kaitannya dengan kelompok timur," ujarnya.
Munculnya Abu Muhammad al-Indonesi dalam video berjudul Join The Ranks semakin menguatkan ada keterlibatan warga Indonesia menjadi jihadis untuk ISIS.
Abu Muhammad Al Indonesi memiliki nama asli Bachrum Syah. Dia pernah belajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. Bahrum mengenyam pendidikan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Pria kelahiran 1984 ini tak merampungkan pendidikan tingginya di UIN Jakarta. Dia hanya sampai semester tiga.
Bachrum Syah pernah tinggal di Perumahan Pamulang Permai 2, Pamulang, Tangerang Selatan. Dia tinggal di rumah itu selama kuliah di UIN.
Namun sejak orang tuanya meninggal, Bachrum Syah jarang pulang. Rumah itu kini ditempati oleh kakaknya. "Sejak bapaknya meninggal, dia sudah dua tahun lalu tidak pernah ke sini," ujarnya.
Kiai Chep Hernawan, pemimpin ISIS regional Indonesia, mengatakan Bachrum merupakan pengendali mujahid asal Indonesia. Dia menjabat panglima perang ISIS. Bachrum terbang bergabung dengan ISIS Maret lalu bersama dengan 55 mujahid asal Indonesia.
Sebelum berangkat ke Suriah, Bachrum berlatih fisik di Gunung Gede, Sukabumi. "Yang menghubungkan Al-Baghdadi dengan saya itu Bachrum. Dia juga menyampaikan pesan dari Al-Baghdadi terkait ISIS di Indonesia," tutur Kiai Chep saat berbincang dengan merdeka.com di Venus Cafe, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, pekan kemarin.
Kiai Chep menegaskan Bachrum bukan anggota jaringan Santoso seperti disebutkan oleh polisi. Dia membantah Bachrum pernah terlibat teror-teror sebelumnya di Indonesia. "Dia itu ustaz dan pernah belajar sama saya."
Namun Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) telah lama memantau gerakan Bachrum di Indonesia. Dari catatan BNPT, Bachrum Syah pernah ikut berlatih perang di Suriah. Salah satu dari ketiga istrinya merupakan janda dari Qodrat. Dia dinikahi oleh Bachrum ketika Qodrat tewas ditembak Detasemen Khusus 88. "Salah satu istrinya merupakan bekas istri Qodrat," kata Ansyaad Mbai. (rep05)