Jakarta - Setelah hampir 54 tahun tidak memproduksi film, kini perfilman Brunei Darussalam bangkit dan memproduksi film berjudul Yasmine, film yang memadukan unsur laga melalui seni bela diri silat.
Film yang diproduksi Origin Films Brunei Darussalam ini merupakan garapan sutradara Brunei, Siti Kamaluddin, dan Din Kamaluddin sebagai produser. Film ini pun rencananya baru akan dirilis di seluruh bioskop Indonesia dan Brunei Darussalam pada tanggal 21 Agustus 2014.
"Seni bela diri silat merupakan kekhasan budaya yang menyebar di Asia Tenggara. Silat itu indah. Silat harus bisa dilihat lagi sebagai hal yang cool bagi anak muda, sehingga dapat berkembang dan dikenal dunia. Itu sebabnya saya sangat serius menggarap bagian action di film ini bersama Man Ching, agar hasilnya apik dan menghibur, serta memuaskan penonton," ujar Siti, sutradara Yasmine, saat ditemui di press screening Yasmine, Sarinah, Jakarta, Kamis, 14 Agustus 204.
Tak hanya mengisahkan tentang cinta remaja, film ini juga memuat seni bela diri silat, yang dikemas dengan apik, hingga terdapat berbagai pesan-pesan positif yang tersampaikan melalui film ini. Bahkan, untuk sutradara laga film ini, mereka mendatangkan Chan Ming Ching, yang sudah berpengalaman 30 tahun di industri film Hong Kong dan Hollywood. Orang yang juga menggarap film The Legend of Drunken Master 2 yang dibintangi Jackie Chan.
Film ini juga menampilkan artis baru Brunei, Liyana Yus, yang berperan sebagai Yasmine. Film ini juga banyak melibatkan sineas perfilman Indonesia, seperti Reza Rahadian (Fahri), Dwi Sasono (Tung Lung), dan Agus Kuncoro (Jamal), serta Salman Aristo yang didaulat sebagai penulis skenario, Aghi Norattama (penata musik), dan David Luckmansyah (penyunting gambar).
Berdurasi 105 menit, film ini menceritakan tentang kisah cinta seorang remaja SMA bernama Yasmine, yang memiliki lelaki pujaan, Adi, seorang juara silat internasional. Namun diceritakan bahwa Adi justru dekat dengan rival Yasmine, Dewi, yang juga merupakan atlet silat. Kekecewaan Yasmine pun membuat dirinya memutuskan untuk bergabung di klub silat dan bersama kedua sahabatnya, mereka berlatih untuk kejuaraan silat tingkat nasional, di mana Dewi juga mengikuti kejuaraan tersebut.
"Saya memang sangat menyukai silat sedari dulu. Beruntungnya ada kesempatan untuk membuat film ini sejak empat tahun yang lalu. Dan juga saya sangat bersyukur film ini didukung oleh pemerintahan Brunei. Dan saya juga senang bisa bekerja sama dengan sineas perfilman Indonesia. Mereka luar biasa, dan saya sangat nyaman bisa bekerja sama dengan mereka." (rep01/tco)