Jakarta - Dalam 5 bulan 2 tragedi menimpa maskapai negeri jiran, Malaysia Airlines. Setelah MH370 hilang tanpa jejak, kini giliran MH17 yang jatuh di wilayah timur Ukraina yang bergolak pada Kamis 17 Juli 2014. Dilaporkan akibat hantaman rudal.
Boeing 777 rute Amsterdam, Belanda ke Kuala Lumpur tersebut terbakar dan hangus, lalu jatuh di darat. Sebanyak 295 orang yang ada di dalamnya diperkirakan tewas. Setidaknya sudah 100 jasad yang telah ditemukan di antara puing-puing pesawat.
Anehnya, mungkin ini kebetulan, hari kecelakaan MH17 mirip dengan kecelakaan pesawat dahsyat lainya yakni, insiden yang menimpa TWA Penerbangan 800 di atas Long Island pada 17 Juli 1996.
Seperti Liputan6.com kutip dari USA Today, pesawat tersebut terbang dari Bandara Interasional John F Kennedy New York menuju Paris, saat ia meledak dekat Long Island dan menewaskan 230 orang di dalamnya.
Awalnya, diduga TWA Penerbangan 800 celaka akibat ulah teroris. Apalagi, sejumlah saksi mata yang kala itu berada di pantai mengaku melihat suar, roket, atau percikan cahaya menuju ke arah pesawat sebelum ledakan.
Setelah melakukan investigasi selama 4 tahun, penyelidik menyimpulkan bahwa ledakan pada tangki bahan bakar -- yang dipicu oleh arus pendek di kabel -- adalah penyebab kecelakaan.
FBI juga melakukan penyelidikan, namun tak menemukan bukti kejahatan.
Sementara, belum diketahui siapa pihak yang bertanggung jawab atas tertembaknya Mh17. Pihak Rusia, Ukraina, juga pemberontak mengaku tak bertanggung jawab.
Sebelumnya pihak maskapai negeri jiran mengabarkan mereka hilang kontak dengan salah satu pesawatnya.
"Malaysia Airlines hilang kontak dengan MH17 dari Amsterdam. Posisi terakhir yang diketahui adalah di atas zona udara Ukraina," demikian pernyataan Malaysia Airlines. (rep05)