PEKANBARU - PEMERINTAH Provinsi Riau melalui Dinas Perhubungan telah menginventarisir kesiapan armada untuk angkutan darat. Dari hasil pendataan diketahui 3.987 armada dari berbagai jalur transportasi darat telah disiagakan penyedia jasa angkutan.
Informasi itu disampaikan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Riau Adizar, Rabu (9/7) di Pekanbaru. Menurutnya, jumlah angkutan transportasi tersebut masih sangat memungkinkan dalam memenuhi keperluan masyarakat dalam penyedia jasa angkutan umum.
‘’Kami sudah data, secara umum tidak ada kendala, misalnya di angkutan darat yang mencukupi untuk arus mudik. Apalagi angka kendaraan pribadi tahun ini diprediksi mengalami peningkatan,’’ papar mantan Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah (BPMPD) Riau itu.
Saat ditanyakan rincian armada dan seat untuk transportasi darat, Adizar mengatakan hal tersebut bervariasi, disesuaikan dengan spesifikasinya. Misalnya untuk angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) asal tujuan dan lintas yang tersedia 1.686 armada dengan 5.901 seat. Untuk AKAP domisi Riau selama ini terdata 337 armada dan 6.066 seat.
Sementara untuk angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) tersedia 1.643 armada dengan 19.716 seat. Untuk travel AKDP tersedia 182 armada dengan 1.274 seat, travel AKAP disiagakan 119 armada dengan 833 seat. Selain itu untuk angkutan pariwisata tersedia 20 armada dengan 600 seat yang terbuka untuk masyarakat umum.
Selain itu, Dinas Perhubungan Provinsi Riau bekerja sama dengan instansi terkait juga telah berkoordinasi dan menyampaikan beberapa kebijakan untuk transportasi angkutan darat. Seperti mengutamakan angkutan umum yang terdiri dari Organda dan Dinas Perhubungan.
Kebijakan lain yang dilakukan adalah pengendalian pasar tumpah yang ada di daerah. Untuk memperlancar akses transportasi juga dikembangkan penyediaan alat berat guna antisipasi longsor dan daerah rawan lainnya.
‘’Selain itu juga ada pembatasan pengoperasian mobil barang H-4 sampai dengan H1, mengoptimalkan manajemen operasional lalu lintas dan pengendalian kecelakaan lalu lintas,’’ ulas Adizar.
Tidak hanya itu, operasional posko rest area di lima titik jembatan timbang juga berperan positif dalam memaksimalkan akses transportasi darat. Kebijakan akhir yang dilakukan adalah pengawasan mobile kegiatan arus mudik dan arus balik selama periode angkutan Idul Fitri 2014. (rep05/rpc)