Jakarta - Gegap gempita kampanye pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa di televisi ternyata berbanding terbalik dengan strategi pemenangan Prabowo di internal Partai Gerindra. Mesin-mesin partai di daerah diperkirakan tak banyak bekerja.
“Ada persoalan amunisi,” kata Pius Lustrilanang, Jumat, 16 Juni 2014, kepada Tempo. Amunisi yang ia maksud adalah soal kucuran uang dari tim kampanye Prabowo-Hatta. Sepengetahuan Ketua Bidang Pendayagunaan Aparatur Partai Gerindra ini, pihak-pihak yang berkomitmen menyumbang belum juga mencairkan uangnya.
Pius yang kini terpilih kembali menjadi anggota DPR dari Nusa Tenggara Timur kini lebih banyak berdiam di rumah ketimbang ikut berkampanye ke daerah. Ia ogah bergerak karena biaya kampanye tak kunjung mengucur dari tim Prabowo-Hatta. “Malah kami yang diminta menyumbang,” katanya.
Jumat pekan lalu, misalnya, jika mengikuti petunjuk tim sukses, harusnya Pius berada di NTT karena Hatta Rajasa sedang berkampanye di sana. Namun ia lebih memilih bermain bersama ketiga anaknya di rumah mereka di Bogor.
Para calon anggota legislatif, baik yang kalah maupun yang menang, kata Pius, harusnya tidak “ditodong” lagi untuk menyumbang saat kampanye pemilihan presiden. “Mereka sudah habis-habisan saat pemilu legislatif,” katanya. Itu sebabnya, kampanye Prabowo di daerah sekarang tak efektif. “Tak banyak caleg lama yang dilibatkan,” katanya. (rep01/tpc)