Bagi Adwa Al-Dakheel, bakat dan inovasi adalah kualitas hidup unik yang tidak memiliki batas. Wanita muda Saudi ini dikenal sebagai seorang penulis, penyair, musisi, pengusaha dan mantan juara squash.
Sebagai seorang mahasiswa yang mendapat beasiswa di Universitas Harvard Amerika Serikat, Adwa menulis buku pertamanya pada usia 16 tahun. Karya-karya tulis dan foto Adwa sering muncul di koran, majalah dan situs jejaring sosial.
Terlepas dari menjadi seorang pengusaha sukses dan penulis produktif, ambisinya yang lain adalah membangun sejumlah organisasi non-profit untuk memerangi kemiskinan dan kelaparan di Timur Tengah, demikian dilaporkan harian Al-Madinah.
Orangtua dan beberapa gurunya telah mengetahui kejeniusan Adwa di berbagai bidang sejak usia delapan tahun. Keluarga Al-Dakheel sangat mendukung Adwa dalam mengembangkan bakat dan keterampilan yang luar biasa itu.
Adwa mulai menulis puisi dan bermain gitar pada usia 8. Saat ini, Adwa telah mengambil spesialisasi dalam tiga mata pelajaran di Universitas Harvard. Bahkan di tengah-tengah studinya, dia masih sempat memuaskan dahaganya terhadap musik dan karya tulis.
Tak sampai di situ, awal tahun lalu, dia merilis album musik pertamanya dan sekarang dia sedang bersiap untuk mulai menggarap album keduanya.
Proven Billionaire Formula adalah buku pertama Adwa sebagai seorang penulis. Sebelum menulis buku setebal 130 halaman itu, Adwa mengaku telah membaca sekitar 300 buku tentang manajemen dan psikologi.
"Saat menulis buku itu, saya punya pandangan bahwa apa yang selama ini dianggap rumit dan sulit ternyata sederhana dan mudah," kenangnya. Atas prestasinya itu, Adwa dan ayahnya mendapat undangan khusus dari Menteri Kebudayaan dan Informasi Arab Suadi, Abdulaziz Khoja untuk datang ke kediamannya di Jeddah.
Adwa memenangkan hadiah pertama dalam kompetisi puisi di World Poetry Forum di Washington. Sekitar 1.000 penyair berpartisipasi dalam acara ini. Dia juga pernah terpilih sebagai pemimpin proyek di Universitas Sains dan Teknologi Raja Abdullah (KAUST).
"Saya bangga mampu memimpin sebuah tim yang anggotanya berusia di atas 25 sementara saya masih 16 tahun," katanya.
Prestasi lainnya, Adwa berhasil meraih honorary grade di Boston University selama tiga tahun berturut-turut. "Saya meraih honorary grade di universitas setelah mendapat nilai penuh di sebagian besar mata pelajaran. Ini adalah saat yang membanggakan bagi seorang mahasiswa muslim dari Teluk mendapatkan kehormatan seperti itu, bahkan mengalahkan siswa Amerika."
Meski masih muda, Adwa telah membuktikan ia menjadi seorang pengusaha sukses dengan mendirikan dan memiliki perusahaan perdagangan bernama "FOCUST", yang berhubungan dengan transaksi uang. Saat itu, dia masih berusia 14 tahun. Perusahaan itu kemudian beralih ke perdagangan saham dan pelaksana kontrak.
Pada usia 20 tahun, Adwa diangkat sebagai duta merek 'Kapitall' oleh perusahaan di Boston. Perusahaan yang bermarkas di New York ini memiliki usaha di bidang pengembangan program-program untuk mendukung investasi dan perdagangan di saham dan sarana investasi lainnya.
Selain akademik dan bisnis, Adwa juga piawai dalam bidang olahraga, khususnya squash. Dia menjadi juara squash tingkat nasional pada 2008 dan 2009. "Saya bisa menghabiskan rata-rata enam jam dalam seminggu bermain squash," katanya. Kini dia berhenti bermain olahraga mirip tenis itu setelah mengalami cedera lutut. (rep05)