Pekanbaru-Nurhasni (36), korban penganiayaan yang dilakukan istri Bupati Kampar mengaku ditodong senjata api sejenis pistol. Pelaku merupakan ajudan Jefry Noer yang tak lain diduga merupakan anggota Polres Kampar.
"Ajudannya itu polisi," ujar Nurhasni di RSUD Arifin Achmad, Senin (2/6/2014). Dalam kondisi terbaring lemas, Nurhasni bercerita tentang proses penganiayaan itu.
Dikatakan Nurasni, pada Sabtu (31/5/2014) sore sekitar pukul 16.00 Wib, ia bersama suaminya, Jamal melihat kebun yang ada di dusun Pematang Kulim Desa Pulau Birandang Kecamatan Kampar Timur.
"Tak lama kemudian, sekitar pukul 17.00 Wib datang mobil dan awalnya saya tidak tahu kalau itu dia (Jefry dan rombongan)," kata Nurhasni. Jefry langsung memarahi korban. Karena tidak tahan dengan ocehan Jefry, korban mengajak sang suami untuk pulang.
Seketika itu, keluar Istri Jefry, Eva Yuliana keluar dari mobil dan langsung menyerang Nurhasni. Tak tanggung-tanggung, Ajudan Jefry yang bernama Fery dan seorang supirnya juga ikut mengeroyok korban. Korbanpun terjatuh.
Setelah terjatuh, Eva baru berhenti memukul Nurhasni. Melihat kondisi itu, Jamal langsung menggopoh istrinya dan menaikkan ke atas motor. Mereka pergi dari lokasi kejadian. "Namun, sekitar 100 meter, saya merasa lemas dan tak kuat untuk duduk diatas motor," urai Nurhasni.
"Seketika, saya minta turun sama suami dan suruh mamak (ibu) untuk menjemput saya," ulas korban. Jamal mengiyakan permintaan istrinya dan langsung ke rumah yang tak jauh dari lokasi. Ia membawa keluarga beserta tetangga untuk membawa Nurhasni pulang.
"Tak lama kemudian, suami saya datang bersama mamak dan rombongan Jefry juga datang. Ajudannya keluar dan langsung mencabut pistolnya," kata Nurhasni.
"Dia bilang, cepat pergi dari sini kalau tidak saya tembak. Dia ngomong sambil menodongkan pistol itu pada saya, lalu pada mamak dan semua yang ada di situ," tutur korban, seperti dilansir goriau.com.
Akibat dari ancaman itu, korban mengalami shok berat dan langsung dilarikan ke RSUD Arifin Achmad. Ia mengaku masih terbayang-bayang bagaimana mulut pistol itu mengarah kepadanya. "Itu yang selalu terbayang-bayang," katanya.
"Bahkan, rasa-rasanya dia akan datang lagi dan menembak saya," ujar Nurhasni.
Senada dengan Nurhasni, Jamal juga mengatakan bahwa ajudan Jefry Noer bernama Fery merupakan anggota Polres Kampar. "Dari dulu, kami tahu Ferry itu polisi," katanya.(rep05)