Nasional

Dokter Ini Akui Bantu Akhiri Hidup Pasiennya

VICTORIA - Rodney Syme, seorang dokter di Negara Bagian Victoria, Australia, mengakui turut membantu mengakhiri hidup pasiennya, Steve Guest yang menderita kanker dan sudah tidak bisa ditolong lagi. Selain Guest, dr Syme juga mengaku turut membantu pasien lainnya melakukan euthanasia.
 
Steve Guest meninggal dunia tahun 2005 akibat menderita kanker. Di saat-saat terakhir hidupnya, Guest begitu kurus sehingga tampak tinggal tulang-belulang yang dibaluti kulit.
 
Kepada ABC ketika itu, Guest mengatakan, "Tidak ada yang memiliki kehidupan saya kecuali saya sendiri. Dan mereka tidak mengijinkan saya mengakhirinya".
 
Ia sudah tidak mampu lagi mengunyah sehingga asupan makanan dilakukan melalui selang ke perutnya.
 
Dokter Syme yang menangani Guest, kini kepada ABC mengakui, "Saya akui secara jujur bahwa saya memberinya obat Nembutal".
 
Nembutal adalah jenis obat yang biasa digunakan dalam mengakhiri hidup seekor binatang. Obat ini juga sering diberikan bagi pasien yang memerlukan bantuan untuk mengakhiri hidupnya.
 
Akibat pengakuan dr. Syme ini, Kepolisian Victoria kembali membuka kasus kematian Guest, dan masih mempertimbangkan apakah akan mengenakan tuntutan resmi kepada dokter tersebut.
 
"Sebagian dari diri saya mengatakan, biarlah saya dituntut sebab itu akan memberi kepastian," kata dr. Syme. "Sebagian lainnya mengatakan, saya tidak ingin menghadapi masalah".
 
Dr. Syme selama ini aktif mengampanyekan hak bagi dokter untuk membantu mengakhiri hidup seorang pasien yang memang menghendaki demikian.
 
Menurut dia, Guest bukanlah satu-satunya pasien yang ia bantu mengakhiri hidupnya. "Saya sudah bilang sejak 20 tahun terakhir, saya telah membantu para pasien yang ingin mengakhiri hidupnya".
 
Jika polisi akhirnya mengajukan tuntutan hukum, dr. Syme terancam hukuman penjara lima tahun jika terbukti di pengadilan.
 
"Jika saya dibawa ke pengadilan, saya akan bilang kepada para juri, apakah saya seorang penjahat atau justru seorang dokter yang baik," katanya, belum lama ini.
 
Namun kelompok anti euthanasia menyatakan pengadilan bukanlah tempat yang tepat untuk memperdebatkan isu euthanasia.
 
Paul Russell dari LSM Hope Preventing Euthanasia and Assisted Suicide mengatakan, isu ini seharusnya dibahas di parlemen.
 
Saudara kandung Guest, Andrew, mengatakan keinginan terakhir saudaranya adalah agar isu euthanasia ini dibahas secara terbuka. (rep01)