Jakarta-Wakil Sekretaris Jendral DPP PKS Fahri Hamzah ikut menuding calon presiden (capres), Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres boneka.
Fahri setuju apabila Jokowi dianggap berada di bawah pengaruh Megawati. "Memang drama Jokowi mirip boneka," kata Fahri ketika dihubungi wartawan, Jum'at (4/4).
Fahri menyatakan sosok seperti Jokowi tidak pantas menjadi presiden. Pasalnya Jokowi tidak bisa bersikap independen dalam mengambil putusan politik. "Janganlah jadi pemimpin 260 juta rakyat kalau tidak independen," ujarnya.
Indonesia sebagai negara berdaulat mesti dipimpin orang yang merdeka. "Ini negara berdaulat dan kita tak mungkin dipimpin orang yang tidak merdeka," kata Fahri. Sebelumnya, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon menulis "Sajak Tentang Boneka" yang diyakini ditujukan untuk Jokowi.
Tudingan Fahri mendapat reaksi keras dari PDIP. Wakil Sekretaris Jendral DPP PDIP, Achmad Basarah menyebut pihak yang menuding Jokowi capres boneka sebagai pihak yang sesat dan menyesatkan.
Menurut Basarah, sesuai dengan konstitusi UUD 1945 Pasal 6A ayat (2) capres dan cawapres memang diusung oleh partai politik atau gabungan partai politik. "Dengan demikian posisi capres atau cawapres haruslah tunduk berdasarkan keputusan partai politik yang mengusungkan," ujar Basarah.
Basarah menyatakan capres dan cawapres harus menjadi subordinat dari partai politik. Artinya capres dan cawapres terikat pada ideologi, platform, dan program partai politik yang wajib diimplementasikan dalam kebijakan negara jika terpilih.
"Khusus PDIP, Ketua Umum Megawati Soekarnoputri adalah mandataris kongres dan pemegang hak prerogatif partai termasuk diberikan kewenangan untuk memutuskan siapa capres dan cawapres yang diusung oleh PDIP," terang Basarah. (rep05)