Jakarta: Pembunuhan yang melibatkan kalangan remaja kembali terjadi di Jakarta. Psikolog remaja dari Universitas Negeri Jakarta, Evita Adnan, mengatakan, kondisi itu bisa dikategorikan sebagai keadaan yang kritis bagi para remaja. “Ini sudah darurat, situasi yang kritis untuk remaja,” katanya saat dihubungi, Kamis, 13 Maret 2014.
Awal Maret 2014, Ade Sara Angelina Suroto, 19 tahun, tewas dibunuh oleh mantan kekasihnya, Imam Ahmad Al Hafidt dan Assyifa Ramadhani, pacarnya saat ini. Kejadian serupa kembali terjadi di Cilandak, Jakarta Selatan, dengan korban Mia Nuraini. 16 Tahun, yang tewas dibunuh mantan kekasihnya yang berinisial A, yang dibantu tujuh rekannya. Motifnya pun sama, pelaku cemburu kepada korban.
Evita mengatakan, situasi yang dihadapi remaja saat ini disebut kritis karena berbagai faktor. Dari segi usia, kata dia, remaja memang memiliki tingkat emosional yang sangat tinggi. Sebagian besar dari para remaja itu kerap kehilangan kontrol emosi karena kurangnya pembelajaran sosial dan emosional. “Jadi sangat mungkin kalau cemburu lalu emosinya mudah tersulut,” ujarnya.
Faktor lain yang turut berpengaruh, kata dia, adalah tuntutan lingkungan yang cukup tinggi terkait masalah akademis. Evita mengatakan, sebagian besar orang tua dan guru saat ini hanya sekedar mementingkan prestasi dan nilai yang diraih remaja di sekolah. Guru dan orang tua disebutnya sudah puas jika anaknya tersebut berhasil meraih nilai baik dan aktif di lingkungannya. (rep05)