PEKANBARU- Sebanyak tujuh aktivis dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Riau dan Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) menggelar unjuk rasa di Konsulat Malaysia, Jalan Sudirman, Pekanbaru, Selasa (11/7).
Dalam siaran pers yang diterima Tribunpekanbaru.com aksi yang diberi nama 'Mengusir Asap Malaysia dari Indonesia' tersebut digelar untuk mendesak pemerintah Malaysia agar meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia atas kebakaran lahan dan hutan yang terjadi di Riau kurun sepuluh tahun terakhir.
Menurut Direktur Eksekutif Walhi Riau, Riko Kurniawan, Fenomena kebakaran lahan dan hutan terjadi di provinsi ini diduga karena salah satu perusahaan malaysia PT Adei Plantation Industry membakar lahan untuk perkebunan sawit seluas 540 hektare di Kabupaten Pelalawan.
"Malaysia harus mengusir PT Adei dari Indonesia sebagai bentuk ikut menyelamatkan lingkungan hidup Indonesia," ujar Riko dalam siaran pers nya.
Dari pengamatan Tribun, sejak awal aksi dilakukan, tidak ada respon sedikitpun dari pihak Konsulat Malaysia yang tertutup pagar, aksi juga tidak diisi dengan orasi, massa aksi hanya menggunakan masker dan poster berisi kecaman atas PT Adei dan protes terhadap perusahaan Malaysia yang melakukan kegiatan pembakaran hutan di Riau. (cr01/tpc)