DUMAI-Telah dua pekan ini gas LPG menjadi 'rebutan' para konsumen yang notabene sudah menjadi kebutuhan mendasar. Tidak hanya Gas LPG subsidi 3 (tiga) kilogram (kg) yang menjadi 'barang' langka ditemukan di pasaran, gas LPG 12 Kg juga ikut-ikutan sulit ditemukan. Kondisi ini membuat masyarakat 'menjerit'. Hal itu memicu masyarakat untuk minta dikembalikan kepada penggunaan minyak tanah sebagai kebutuhan dasar dalam rumah tangga.
Kondisi ini tentunya berbanding terbalik dengan komitmen pemerintah dalam merealisasikan program konversi dari minyak tanah ke gas LPG, yang tentunya mempermudah masyarakat memperoleh bahan bakar untuk digunakan sebagai kebutuhan memasak tersebut disamping alasan ekonomis serta deretan alasan lainnya. Hal yang pasti, konversi bukan bertujuan membuat masyarakat semakin susah.
Sebagaimana dituturkan oleh salah seorang pengguna gas LPG, Am (37), warga Kelurahan Rimba Sekampung yang mengaku sangat kesulitan menemukan gas LPG, serta mengeluhkan tentang lemahnya peranan pemerintah mengatasi persoalan ini.
"Hampir 5 (lima) hari saya mencari gas LPG namun belum juga didapat. Tidak hanya satu atau dua agen gas LPG yang sudah saya datangi, hampir keliling Kota Dumai, namun sangat sulit ditemukan. Seharusnya kondisi ini cepat diatasi oleh pemerintah. Sampai sekarang saya lihat belum ada peran pemerintah untuk mengatasi persoalan ini . Kita disuruh menggunakan gas LPG namun dibuat makin susah,"keluh Am pengguna gas LPG 12 Kg ini, seperti dilansir goriau.com.
Senada dengan penuturan Am, salah seorang pengguna gas LPG 3 kg, Sugeng mengeluhkan langkanya gas LPG 3 Kg di pasaran."Sudah 10 agen dan kios-kios yang biasanya menjual gas LPG 3 kg saya datangi, namun jawaban mereka sama 'gas lagi kosong'. Kalau seperti ini sebaiknya dikembalikan lagi pada posisi semula, yaitu menggunakan minyak tanah. Jangan pakai konversi-konversi an kalau hanya bertambah susah," kata Sugeng.
Lain lagi dengan cerita Munir (36) yang menuturkan bahwa kondisi sekarang tidak hanya persoalan susahnya memperoleh gas LPG 3 Kg dan 12 Kg, namun juga persoalan ketidakpastian harga turut menambah daftar kesusahan masyakat.
Dibeberkannya, untuk gas LPG 12 Kg dipasaran sekarang harganya diatas Rp. 100 ribu,"ada yang jual Rp 125 ribu, ada yang jual Rp 130 ribu, bahkan ada yang jual Rp. 140 ribu, padahal HET nya hanya Rp. 99 ribu," terang Munir.
Sementara untuk harga gas LPG 3 kg, imbuh Munir, harganya bahkan mencapai Rp 22 ribu,"Kondisi sekarang sudah makin parah.Sudah harganya gak jelas, barangnya juga susah didapat,"rutuk Munir.(cr01/grc)