Bangkok-Kediaman mantan Perdana Menteri Thailand yang kini menjadi pemimpin oposisi, Abhisit Vejjajiva, dibom oleh orang yang tidak dikenal. Peristiwa di Kota Bangkok itu terjadi sekitar Selasa tengah malam waktu setempat.
Insiden ini menambah keruh krisis politik di Thailand. Massa demonstran yang didukung Partai Demokrat pimpinan Abhisit sejak Senin lalu melumpuhkan Ibu Kota Bangkok dengan menuntut segera mundurnya Perdana Menteri Yingluck Shinawatra.
Harian Thailand, Bangkok Post, melansir ledakan tersebut menghancurkan atap dan jendela rumah milik ayah Abhisit, Athasit, yang juga tinggal di komplek tersebut. Menurut petugas polisi, Thong Lor, Abhisit dan keluarganya sedang tidak berada di rumah saat bom tersebut meledak.
Kepala Polisi Kolonel Thawatkiat Kuanchinda melansir empat tersangka telah ditahan. Salah satu di antara mereka merupakan perempuan. Namun, keempatnya kemudian dilepas karena tidak ada bukti yang menyebut keterlibatan mereka.
Selain peristiwa pengeboman di kediaman Abhisit, aksi kekerasan juga terjadi di Jembatan Hua Chang, Distrik Ratchathewi. Dua orang yang berasal dari kelompok Komite Reformasi Rakyat Demokratik (PDRC), terluka akibat ditembak.
Area tersebut merupakan lokasi unjuk rasa yang dilakukan oleh kelompok anti pemerintah. Aksi penembakkan itu terjadi pada tengah malam. Menurut seorang saksi mata, timah panas ditembakkan dari sebuah gedung di area tersebut.
Sementara aksi kekerasan lainnya terjadi pada Rabu dini hari sekitar pukul 1:47. Sebuah bus dari Provinsi Phatthalung dibakar orang yang tidak dikenal. Tidak ada satu pun korban akibat aksi pembakaran tersebut.
Menurut supir bus tersebut, Ampai Saengpratheep, bus itu digunakan untuk mengangkut para pengunjuk rasa yang berasal dari selatan provinsi itu ke lokasi berunjuk rasa sejak Minggu kemarin.
Aksi kekerasan itu terjadi di saat massa anti pemerintah berambisi untuk menutup ibukota Bangkok dan memaksa kabinet sementara untuk segera mundur. Aksi tersebut dipimpin oleh Suthep Thaugsuban dan hingga hari ini telah memasuki hari ketiga.
Perdana Menteri demisioner, Yingluck Shinawatra, dan petugas keamanan mengatakan bahwa mereka khawatir aksi tersebut akan ditunggangi pihak ketiga yang berniat memicu tindak kekerasan. (rep05)