PEKANBARU - Kepolisian Daerah (Polda) Riau akan menerjunkan 1.587 personil untuk mengamankan perayaan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Dalam Operasi Lilin, Polda juga dibantu 250 personil Dinas Perhubungan, 224 personil Tentara Nasional Indonesia dan 800 personil Satuan Polisi Pamong Praja. Dengan demikian, total personil gabungan yang akan disebar di lapangan sebanyak 2.861 orang.
Kepala Polda Riau Brigadir Jenderal Condro Kirono melalui Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Ajun Komisaris Besar Polisi Guntur Aryo Tejo, Kamis (19/12), mengungkapkan, Operasi Lilin dimulai 23 Desember 2013 dan akan berakhir pada 1 Januari 2014.
Menurut Guntur, seluruh personil akan dilepas ke lapangan pada Sabtu (21/12/2013) di halaman Kantor Gubernur Riau, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Pekanbaru. Para personil akan menjaga 98 gereja di Pekanbaru dan di wilayah Riau lainnya. Setiap gereja akan dijaga tiga hingga lima personil.
Sebelumnya, Kepala Polri Jenderal Sutarman menyatakan, pihaknya melihat ada kelompok teroris yang ingin melakukan teror saat perayaan Natal 2013. Polri terus memantau gerakan mereka dan memastikan akan mengamankan jalannya ibadah Natal.
Selain tempat ibadah, menurut Guntur, jalan lintas yang dianggap rawan aksi kriminal juga akan dijaga penembak jitu. Sniper ini dilengkapi kendaraan roda dua dan akan berpatroli di sepanjang jalan rentan kejahatan tersebut.
Guntur mengatakan, pihaknya telah mendata titik-titik rawan kejahatan. Setidaknya, kata dia, ada 40 lokasi rawan aksi tindakan kriminal yang perlu mendapat perhatian khusus. "Semua titik rawan akan kita jaga," tandasnya.
Dengan adanya pos-pos pengamanan, lanjut Guntur, pihaknya berharap perayaan Natal dan pergantian tahun berjalan lancar tanpa ada gangguan ketertiban masyarakat. "Kita berharap tahun ini semuanya aman," ungkapnya.
Dalam Operasi Lilin, kata Guntur, polisi juga mendapat bantuan dari Jasaraharja Pekanbaru seperti mobil derek yang akan ditempatkan di Pos-pos Operasi Lilin yang tersebar di berbagai kabupaten/kota di Riau.
Polri pun mengimbau kepada masyarakat yang akan pulang kampung baik melalui jalur darat, air dan udara selalu waspada serta tidak mudah percaya terhadap seseorang yang belum dikenal karena dapat menjadi pintu masuk aksi kejahatan seperti perampasan barang berharga. Menurutnya, pelaku kriminal bisa menggunakan cara apa pun untuk mendekati korbannya. (rep1)