PEKANBARU - Angka pengangguran di Kota Pekanbaru masih didominasi kalangan sarjanawan. Penyebabnya, karena para lulusan sarjana tak mampu bersaing dan tak memiliki pengalaman pada bidang yang dibutuhkan perusahaan.
Indikasinya ini dapat dilihat dari berbagai kesempatan saat Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Pekanbaru membuka Job Fair dan Job Exspo sepanjang tahun 2013. Bahkan, yang paling banyak mengunjungi kedua iven itu dari kalangan sarjana yang mengharapkan pekerjaan.
Sementara, kalangan tamatan SMA sederajat malah lebih sedikit yang menganggur ketimbang tamatan sarjana. Meski demikian, angka pengangguran tahun ini mengalami penurunan dari 39 ribu orang menjadi 18 ribu orang.
Hal ini diungkapkan, Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Pekanbaru, Pria Budi, Jumat (13/12/2013). "Untuk menekan angka pengangguran di Kota Pekanbaru, kita sudah melakukan berbagai upaya, baik membuka Job Fair maupun Job Exspo, maupun memberikan pembinaan dan pelatihan kerja. Tentu siapa yang diterima oleh perusahaan berdasarkan kualifikasi dan keprofesionalan akan diserahkan kepada pihak perusahaan," sebutnya.
Menyangkut pengangguran yang didominasi kalangan sarjana, sambung Pria Budi, dirinya menegaskan para sarjana kebanyakan tak mampu bersaing dan tak memiliki profesionalitas yang dibutuhkan perusahaan atas kelowongan bidang pekerjaan yang dibutuhkan. "Kita lihat ketika Job Fair dan Job Ekspo dibuka, yang terlihat para pencari kerja (pencaker) kurang berminat dengan lowongan kerja yang dibuka. Ini artinya, mereka tak mampu bersaing," jelasnya.
Dijelaskanya, ketika buka lowongan kerja pada Job Fair dan Job Expo belum lama ini, dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 10 ribu orang, tetapi yang hanya terserap 40-50 persen. "Itu lantaran pencaker tidak mampu memenuhi keinginan perusahaan sesuai kriteria yang dibutuhkan perusahaan. Meski demikian, sesuai keinginan Pemko, kita harus memenuhi target untuk memperkerjakan sebanyak 5.072 orang di setiap tahunnya. Untuk tahun ini, pencaker yang mendapatkan posisi pekerjakaan sudah berkisar kurang lebih 6 ribu jiwa lebih," kata Pria Budi. (rep1)