PEKANBARU-Angka golongan putih (Golput) pada Pemilihan Gubernur Riau (Pilgubri) putaran kedua sangat tinggi. Seperti yang terungkap dari data lembaga survai Asosisi Ilmu Politik Indonesia (AIPI).
''Setelah dilakukan quick count bersama tim, Rabu (27/11/2013) sore tadi, hasilnya Golput mencapai angka 46,92 persen,'' ujar ketua AIPI Riau, Hasanudin. Dia berharap agar pemilihan pemimpin untuk kedepannya tidak ada lagi golput seperti ini.
Dia menjelaskan, salah satu cara mengurangi angka golput di Riau adalah dengan memberikan kepercayaan kepada mayarakat, "bagaimana masyarakat bisa percaya dan yakin bahwa kita sebagai calon pemimpin bisa memberikan hal yang diharapkan," ungkapnya.
"Karena dalam situasi bangsa dan negara yang mengalami krisis seperti ini, yang dikenal dengan krisis multidimensi, yaitu krisis ekonomi, politik, budaya, hukum dan keamanan. Kita menyadari bahwa semua krisis itu bersumber dari krisis moral dan kepercayaan terutama kepercayaan yang diberikan oleh rakyat untuk pemimpin," ungkapnya.
Krisis tersebut, lanjut dia, mengakibatkan kepercayaan rakyat terhadap pemimpin berkurang, karena para pemimpin tidak berhasil membawa bangsa ini keluar dari krisis multimensi tadi. Hal ini diperparah lagi dengan adanya krisis ekonomi.
Maka dari itu, sambung hasan, seorang pemimpin itu harus mempunyai nilai-nilai kepemimpinan terhadap pemimpin itu sendiri, Integritas dan moralitas. Integritas menyangkut mutu, sifat dan keadaan yang menunjukan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran.
Selain itu, pemimpin harus mempunyai tanggung jawab yang tinggi, setelah dipilih, apakah masyarakat bisa yakin bahwa kita sebagai pemimpin bisa mensejahterakan masyarakat kita sendiri. Kalau sudah seperti itu, masyarakat pasti berbondong-bondong untuk bisa memilih, tegas Hasanuddin menjelaskan. (cr01/grc)