PEKAITAN - Akibat kelangkaan, harga LPG 3 kilogram (Kg) di sejumlah daerah di Kabupaten Rokan Hilir menebus angka Rp35 ribu per tabung. Tak jarang kejadian ini memaksa sebagian Ibu Rumah Tangga (IRT) kembali menggunakan kayu bakar buat masak.
Mahalnya harga LPG 3 Kg ditambah sulitnya ditemukan di agen penyalur dan kedai-kedai sampah, warga meminta PT Pertamina dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) melakukan razia untuk mengetahui kejadian tersebut. Sebab, kelangkaan ini menurut warga hanya terjadi di Rokan Hilir.
"Di kabupaten/kota lainnya, menurut informasi tidak ada terjadi kelangkaan gas. Masa di Rohil mencari LPG 3 Kg saja seperti mencari ketiak ular," geram warga Kecamatan Pekaitan, Mino (35) sambil menenteng tabung gas 3 Kg untuk berusaha mendapatkan gas tersebut sambil terus menyusuri sudut daerah, Selasa (19/11/2013).
Letih menyusuri sudut daerah, Mino pun tak kunjung mendapatkan gas yang diinginkan. "Sudah capek mutar ke sana ke mari tapi gas tetap saja kosong dimana-mana. Sudah beberapa hari ini istri saya menggunakan kayu bakar untuk masak. Padahal harga gas 3 Kg belakangan ini sejak terjadi kelangkaan mncapai Rp35 ribu per tabung, tetapi itupun sulit di dapat. Jadi kami mau kemana lagi mencarinya. Pertamina dan disperindag harus mencari tahu apa penyebabnya, bila perlu lakukan razia ke agen dan penyalur lainnya," pinta Mino.
Padahal, menurut Mino, di kedai eceran gas 3 Kg seharga Rp35 ribu itu terpaksa dibeli warga kalaupun ada. "Ya kalau yang mampu membeli ya dibeli, itupun jarang didapat. kalau yang tak mampu pilih menggunakan kayu bakar. Makanya kita minta pemerintah dan Pertamina melakukan razia. Saya pikir ini aneh, di tempat lain harga gas Rp17 ribu, di sini Rp35 ribu, itupun sulit di dapat. Jangan-jangan ini permainan agen dan penyalur menyembunyikan gas agar dibilang pasokan sulit didapat. Dengan begitu mereka seenaknnya memainkan harga," ketusnya.
Senada dengan warga lainnya, IRT bernama Sumi ini mengaku kesal dengan kelangkaan LPG 3 Kg belakangan ini. "Kenapa setiap program pemerintah yang judulnya 'subsidi' selalu berujung kekesalahan yang didapat rakyat. Bukan dinikmati masyarakat, malah menyusahkan kalau seperti ini," geram warga Kepenghuluan Sungai Besar, Kecamatan Pekaitan ini.
Padahal, sambungnya, gas mudah didapat di daerah lainnya dengan harga paling mahal Rp17 ribu. "Ini sudahlah mahal Rp35 ribu, susah pula didapat. Apa kami harus terus kembali ke zaman batu menggunakan kayu bakar. Sudah hampir dua minggu ini kayu bakarlah yang menolong kami untuk masak," keluh istri seorang nelayan ini.
Ironisnya, Camat Pekaitan, Taryono, justru menanggapi santai kejadian itu. Baginya, kelangkaan LPG 3 Kg malah dibantahnya dan menyatakan pasokan gas selama ini berjalan lancar. "Meski mencapai Rp35 ribu per tabung, saya rasa tidak ada masalah. Buktinya pemasokan gas ke Kecamatan Pekaitan terus lancar dan tidak ada persoalan," sebutnya enteng. (rep1)