PEKANBARU - Stroke atau serangan pada pembuluh darah bagian otak merupakan penyebab kematian nomor tiga terbesar di dunia setelah penyakit jantung dan kanker. Di Indonesia, 160 ribu orang meninggal pertahunnya akibat penyakit ini dan 730 ribu penderita baru muncul.
Hal itu disampaikan dr Iqbal SpS dalam materinya pada Emergncy Simporsium Update yang merupakan rangkaian bakti sosial Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Pekanbaru di auditorium Wan Ghalib, Pustaka Soeman HS Pekanbaru, Minggu (17/11/2013).
Dikatakanya lagi, tingkat risiko kematian bagi pasien yang terserang stroke akibat penyumbatan pembuluh darah mencapai 20 persen. Sedangkan akibat pecahnya pembuluh darah otak 50-90 persen.
"Secara umum 80 persen kasus serangan stroke terjadi karena penyumbatan atau terputusnya aliran darah arteri menuju otak atau ini dikenal sebagai stroke ischemik. Sedangkan 20 persen kasus lainnya karena pecahnya pembuluh darah dalam otak yang dikenal sebagai stroke hemorhagik. "Dampak lain dari stroke adalah kerusakan pada jaringan otak yang berakibat kelumpuhan, tidak bisa bicara, gangguan pemahaman dan lupa ingatan," katanya.
Di antara gejala stroke, sebut dr Iqbal, kesemutan, tiba-tiba satu atau kedua mata kabur, bicara tidak jelas, hanya mengerti pernyataan sederhana, hilang keseimbangan dan tiba-tiba sakit kepala hebat yang sebelumnya jarang dialami.
"Upaya pencegahan yang bisa dilakukan dengan mengontrol hipertensi, mengatur pola dan jenis makanan, berhenti merokok, menurunkan kadar kolesterol, pencegahan dan pengolahan penyakit jantung, aktivitas fisik seperti berolahraga, mengkonsumsi asam folat dan pengobatan diabetes secara intensif," ungkapnya. (rep1)