Sosialita

Peduli Mesir, KNRP Riau Kumpulkan Rp279 Juta

 

PEKANBARU - Aksi amal Komite Nasional Untuk Rakyat Palestina Riau bertajuk "Solidaritas Untuk Dunia Islam" yang menghadirkan penyanyi religi Opick dan grup Nasyid Izzatul Islam, Minggu (6/10/2013) pagi, di Jalan Gajah Mada, Pekabaru berhasil mengumpulkan dana Rp279 juta. 
 
Ketua Panitia KNRP Wilayah Riau, Dian Sukheri menyebutkan aksi ini merupakan bentuk kepedulian warga Riau terhadap korban penganiayaan Mesir. "Melalui KNRP Pusat nantinya bantuan dana yang didapat KNRP Riau akan langsung disalurkan ke Mesir, tepatnya kepada korban yang tertimpa musibah," kata Dian.
 
Dian menjelaskan, dana terkumpul pada acara tersebut Rp279 juta, dua cincin emas dan dua jam tangan. Menurutnya, penggalangan dana bukan sekali ini saja dilakukan, tapi akan terus menerus, selagi ada penderitaan yang dialami masyarakat muslim. 
 
"Tidak ada target jumlahnya, karena ini bentuk gerakan moral dan dukungan masyarakat muslim Indonesia," ujar Dian Sukheri juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru ini.
 
Pantauan di lapangan, ribuan masyarakat dari penjuru Riau memadati jalan Gajah Mada untuk menyaksikan acara tersebut.  Ada warga yang datang dari Rokan Hilir (Rohil), Kuantan Singigi (Kunasing), Indragiri Hilir (Inhil), Siak, Meranti, Kampar dan Pelalawan. 
 
Di tempat yang sama, penyanyi religi Opick mengaku terpana dan memberi apresiasi dengan kepedulian warga Riau terhadap korban yang terjadi di Mesir. "Dana yang diperoleh ini, nanti bisa bermanfaat untuk membantu pendanaan pemulihan yang terjadi di Mesir," kata Opick.
 
Sementara Wakil Ketua KNRP Riau, Dr Safroni Muhammad Samid Mpd, menjelaskan, berdasarkan data yang mereka miliki, jumlah korban terbunuh di Mesir sudah mencapai 6.181 jiwa dan 2.552 dianiaya. Kebebasan terhadap wartawan juga dicerdai dan mengakibatkan, tiga jurnalis tewas dan enam luka-luka. 
 
Menurutnya, bangsa Indonesia banyak berhutang budi kepada Mesir, kini berterimakasih kepada Mesir dengan cara membantu beban yang ditanggung masyarakat Mesir. "Masalah ini bukan berbicara Islam atau non Islam, tapi lebih kepada kemanusiaan sebagai bangsa yang besar, kita harus menyuarakan ini," kata Safroni. (rep1)