PEKANBARU - Pemadaman listrik bergilir di Riau yang terjadi dua bulan terakhir sepertinya bakal berlangsung lama. Pasalnya, PT PLN tidak menyanggupi menyewa genset dalam waktu dekat. Paling cepat penyewaan genset bisa dilakukan pada Maret 2014.
Hal ini terungkap dalam pertemuan antara Wakil Gubernur Riau, HR Mambang Mit, dengan General Manager PT PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR), Dodi Benjamin Pangaribuan, di kantor Gubernur Riau, Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, Senin (30/9/2013).
Dalam pertemuan itu, Dodi mengaku, PT PLN WRKR belum punya solusi nyata untuk mengatasi krisis listrik di Riau saat ini. Pihanya hanya berharap beberapa pembangkit yang sedang dalam perbaikan segera bisa beroperasi, serta musim hujan cepat datang agar debit air di waduk PLTA Koto Panjang naik.
Sedangkan solusi menyewa genset, menurut Dodi, sejauh ini masih sebatas wacana saja. Kalau pun jadi dilaksanakan, maka realisasinya paling cepat Maret 2014 mendatang. "Menyewa genset tersebut membutuhkan proses sekitar 3 hingga 6 bulan, bukan waktu sedikit," ucap Dodi berkilah.
Menurutnya, provider genset kini sedang kewalahan melayani permintaan penyewaan genset. Pasalnya, krisis listrik terjadi tak hanya terjadi di Riau saja, tapi di beberapa provinsi di Pulau Sumatera. Selain PLN, permintaan penyewaan juga datang dari swasta.
"Bisa jadi order, provider genset kini sedang kewalahan melayani permintaan hingga 600 MW dalam waktu bersamaan. Selain itu, proses pelelangannya juga memakan waktu hingga 2 bulan," terang Dodi.
Dodi menyadari krisis energi listrik di Riau selalu terjadi setiap kali musim kemarau tiba. Namun, pihaknya belum memiliki langkah nyata antisipasinya. Karena itu, solusi menyewa genset bisa dilakukan di tahun 2014 mendatang. "Penyewaan genset bisa dilakukan Maret 2014 mendatang untuk mengantisipasi datangnya musim kemarau," terangnya.
Dodi meminta maaf kepada warga Riau karena pemadaman bergilir. Katanya, kebijakan itu terpaksa dilakukan PLN karena pasokan daya menyusut drastis akibat sejumlah pembangkit berhenti beroperasi karena kerusakan.
Misalnya, kerusakan di PLTU Ombilin di Sumatera Barat. Percepatan perbaikan telah dilakukan dengan menambah shift pegawai yang memperbaikinya. "Kita menerapkan tiga shift pegawai untuk memperbaiki PLTU itu agar krisisi ini segera berakhir," paparnya.
Dodi hanya berharap krisis listrik di Riau bisa berakhir pada akhir Oktober nanti. Namun, dia tak berani menjaminnya. "Ya memang tidak ada jaminan soal itu. Tapi ya minimal kita berusaha pemadaman tidak lagi tiga kali sehari, tapi satu kali sehari," kata Dodi.
Menurut Dodi, harapan itu apabila perbaikan PLTU Ombilin bisa dipercepat dan PLTU Duri di Mandau, Kabupaten Bengkalis, segera dioperasikan. "Kami mohon maaf kepada rakyat Riau atas pemadaman bergilir ini," kata Doddy.
Sementara itu, Wakil Gubernur Riau, HR Mambang Mit, meminta PLN segera memberikan solusi. Pasalnya, pemadaman bergilir yang berlangsung saat ini sudah meresahkan warga.
Mambang mengaku heran dengan sikap PLN yang hanya berharap ada pasokan daya dari daerah lain yang disalurkan ke Riau melalui jaringan interkoneksi. Padahal, di daerah itu juga sedang terjadi krisis listrik.
"Kita tidak ingin PLN hanya menunggu perbaikan pembangkit selesai, mengharapkan interkoneksi daerah lain yang juga sedang krisis. PLN harus punya opsi lain, perencanaan matang," tukasnya.
Mambang juga memprotes perlakuan PLN yang terkesan diskrimintatif dalam mengatasi krisis listrik di Sumatera. "Kenapa PLN tidak menyewa genset untuk Riau seperti di Sumatera Utara dan Sumatera Selatan? Padahal, sumbangan sumber energi dari Riau sangat besar bagi negara ini," cetus Mambang.
Karena tak ada solusi, Mambang mengaku usai pertemuan langsung menghubungi Direktur PLN Wilayah Sumatera, Jawa dan Bali, Ngurah Hadiayatna via telepon. "Direktur PLN menyebutkan bila dalam sepekan ini gas bisa masuk ke PLTU di Duri, maka pembangkit bisa difungsikan. Semoga saja hal itu bisa terlaksana," kata Mambang
Usai menerima Dodi, Mambang langsung mengirim surat teguran yang dialamatkan ke Direktur Utama PT PLN di Jakarta. "Hari ini kita kirim surat teguran kedua untuk PLN Riau terkait krisis listrik. Isi suratnya, kita minta PLN segera mengakhiri pemadaman bergilir 3 kali dalam sehari ini," kata Mambang.
Mambang menyebut tidak ada solusi konkrit yang disampaikan PLN. Menurut Mambang, GM PLN Riau-Kepri hanya menjelaskan krisis listrik terkait menurunnya debit air waduk dan rusaknya PLTU Ombilin.
"Tadi saya sampaikan sama PLN, bahwa kondisi krisis listrik kita ini ibarat itik berenang di sungai, namun kehausan. Kita punya gas, batu bara, minyak, itu semua bisa dijadikan dasar energi. Tapi tak bisa dimanfaatkan PLN," kata Mambang seperti dilansir halloriau. (rep1)