PEKANBARU - Pertarungan putaran kedua Pemilukada Riau yang akan digelar 30 Oktober mendatang melibatkan dua calon bersaudara. Arsyadjuliandi Rachman masih memiliki hubungan sepupu dengan Herman Abdullah. Namun, Annas Maamun menyatakan tidak akan terjadi perang saudara. Menurutnya, yang akan terjadi adalah 'perang' memperebutkan suara rakyat antara dirinya dengan Herman.
"Tak ada perang saudara, yang ada perang antara Annas dengan Herman," ujar Annas usai menjenguk Gubernur Riau HM Rusli Zainal di Rumah Tahanan (Rutan) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Kamis (19/9/2013).
Annas pun meyakini tak akan terjadi perpecahan dan pembelotan di antara para kader Golkar menjelang dan pasca Pemilukada putaran kedua nanti. "Saya tak pernah khawatir ada perpecahan suara pendukung Aman meskipun Andi Rachman memiliki hubungan sepupu dengan Herman Abdullah," ujarnya.
Ditanya apakah ada arahan dari Ketua DPP Partai Golkar Rusli Zainal dari dalam Rutan, Bupati Rokan Hilir itu menyebut Rusli hanya mengarahkan hal-hal ringan saja untuk memenangkan putaran kedua. Dalam perbincangan singkat, menurutnya, Rusli hanya bercerita soal pembangunan di Riau dan Rohil. "Yang penting kata Pak Rusli, menjaga kesehatan, rajin turun ke bawah dan merangkul lawan," ujarnya.
Hasil rekapitulasi rapat pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau pada Minggu (15/9) lalu, dua kandidat yang maju pada putaran kedua adalah pasangan Herman-Agus dan Annas-Andi. Keduanya meraih suara tertinggi mengalahkan tiga kandidat lainnya, yakni pasangan Lukman Edi-Suryadi, Achmad-Masrul dan Jon Erizal-Mambang Mit.
Sesuai ketentuan UU Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemda pasal 107 ayat (1) dan (2) menjelaskan jika tidak ada pasangan calon yang memperoleh 30 persen lebih suara maka akan diadakan putaran kedua, dan putaran kedua diikuti oleh dua pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak.
Hasil rekapitulasi yang diumumkan dalam rapat pleno di KPU Riau adalah pasangan nomor urut satu, Herman-Agus meraih 546.714 suara (23,00 persen), nomor urut dua Anas-Andi 685.291 suara (28,83 persen), Lukman Edi-Suryadi 333.621 suara (14,04 persen), Achmad-Masrul 492.665 suara (20,73 persen) dan Jon Erizal-Mambang Mit 318.548 suara (13,40 persen). Sementara jumlah suara sah 2.376.839 suara dan jumlah suara tidak sah 75.730.
Annas mengatakan, sejak awal dirinya optimistis bakal memenangkan Pemilukada Riau dalam satu putaran dan tak pernah memperhitungkan akan terjadi dalam dua putaran. Menurutnya, raihan suara hampir 30 persen dan setiap Pemilukada baik pemilihan gubernur/walikota/bupati itu disebabkan bukan semata-mata bergeraknya mesin partai Golkar.
"Yang utama adalah pribadi atau figur dari calon yang diusung partai, mesin partai hanya menolong saja. Ini sudah terbukti di beberapa daerah Indonesia baik Pilgub, Pilbup atau Pilwako," katanya.
Kalaupun dalam putaran kedua nanti menelan pil pahit kekalahan, Annas menyatakan tak mengganggu dirinya secara psikis dan fisik. "Kalau kalah di putaran kedua nanti saya tidak stres, karena saya masih tetap bupati. Kecuali kalau tidak menjabat lagi dan sudah pensiun, kalah bisa stres," katanya. (rep1)