JAKARTA - Lembaga survei Alvara juga menempatkan Jokowi menjadi capres dengan elektabilitas tertinggi. Namun posisi Jokowi ditempel ketat oleh capres Gerindra Prabowo Subianto. Seperti apa head to head keduanya? Secara elektabilitas, Jokowi meraih dukungan 22,1%, unggul atas Prabowo yang hanya didukung 17,0% responden. Sementara dari segi popularitas, Prabowo unggul (47,5%) atas Jokowi (31,3%).
Survei dilakukan pada 15 Juli-23 Agustus 2013 dengan 1.532 responden di 6 kota besar di Indonesia. Survei ini menggunakan metode stratified random sampling, dengan usia responden 20-54 tahun. Responden dipilih dari kalangan kelas menengah yang memiliki pekerjaan dengan pengeluaran keluarga di atas Rp 4 juta.
"Dari elektabilitas, Jokowi dan Prabowo akan bersaing. Dalam pemilihan capres masyarakat sudah punya gambaran siapa yang dipilih karena yang belum menentukan hanya 19,8 %," kata Founder dan CEO Alvara, Hasanudin Ali, di Restoran Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (11/9/2013).
Keduanya dinilai mendapat cukup dukungan di kalangan pemilih kelas menengah. "Di mata pemilih kelas menengah urban yang mempunyai peluang besar Jokowi karena merakyat dan mampu melakukan perubahan. Sementara Prabowo juga dapat simpati karena dianggap tegas," katanya.
Sementara capres lain seperti Aburizal Bakrie dan Megawati Soekarnoputri memang cukup populer. Namun keduanya tidak cukup kuat di Pilpres 2014. "ARB sangat populer dengan 25,5%, karena sering muncul di TV, meskipun populer ARB untuk peringkat kelayakan masih jauh hanya 6,3%, jadi ARB populer tinggi tapi tidak layak jadi presiden. Dalam perceptual mapping Mega dan ARB susah bersaing karena tokoh masa lalu, publik cenderung mencari muka baru," simpul Ali. (rep1)