Pekanbaru-Hasil perhitungan cepat versi Pemprov Riau ini rupanya dijadikan rujukan oleh Partai Golkar. Euforia kemenangan terlihat di kubu Annas-Andi Rachman. Ketua Korwil Riau dan Kepulauan Riau (Kepri) DPP Partai Golkar Firman Subagyo, mengaku sudah memprediksi kemenangan pasangan Golkar di Pemilukada Riau.
Baginya, kemenangan itu memiliki arti penting bagi Partai Golkar. "Meski belum pasti, mudah-mudahan kita optimis menang. Paling tidak bisa bersaing dengan calon lainnya di suara terbanyak," katanya.
"Hasil ini (versi Kesbangpolinmas, red) menjadi satu barometer penting bagi kita, karena sebelumnya salah satu kader terbaik kita yang juga Gubernur Riau tersandung kasus hukum," lanjut Firman.
Ternyata, kata Firman, kasus yang menjerat Rusli Zainal itu tidak mempengaruhi tingkat kepercayaan rakyat pada Partai Golkar. "Pasangan yang diusung Golkar tetap dipilih. Artinya Golkar masih dipercaya rakyat. Ini menunjukan bahwa antara kasus hukum dengan kredibilitas partai tidak terpengaruh," tambah Firman.
Firman mengatakan pihaknya akan mengawal penghitungan suara, yang sementara ini diyakini menempatkan Anas-Andi sebagai pemenang. Bila nantinya terbukti menjadi pemenang, Riau diprediksi akan menjadi salah satu basis penting lumbung suara Golkar untuk Pileg dan Pilpres 2014.
"Sosok Pak Anas ini terkenal tegas dan jujur. Sedangkan Pak Andi, berpengalaman di bidang dunia usaha. Keduanya saling melengkapi dan insyallah menjadi yang terbaik untuk Riau ke depan," tegas Firman.
Ucapan syukur juga dikatakan Korwil Pemenangan Pemilu Wilayah Sumatera DPP Partai Golkar, Andi Ahmad Dara. Ia mengaku kemenangan Annas-Andi Rachmad ini berkat kejelian dan kematangan DPP Partai Golkar menempatkan kader di Pemilukada.
“Kami sudah menyiapkan kader yang diyakini bisa memenangkan Pilgubri satu putaran. AMMAN terbukti bisa diuji publik Riau. Saya yakni AMAN cukup ideal memimpin Riau dengan kombinasi tua-muda,“ ujar Andi Dara di Jakarta, Kamis (5/9).
Andi sangat menyayangkan tak adanya penghitungan cepat (quick count) di Pilkada Riau. Mestinya, di era teknologi informasi bukan lagi hal asing atau aneh penggunaan quick count tersebut. “Quick Count saat ini dianggap sebagai legitimasi publik dalam setiap penghitungan pilkada,“ ujarnya. (rep05/mtr)