BENGKALIS – Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bengkalis yang tertuang dalam visi dan misi kepala daerah, setelah tiga tahun berjalan dinilai masih belum terealisasi. Akibatnya sejumlah proyek vital yang digadang-gadangkan untuk kepentingan masyarakat khususnya, di sektor infrastruktur, pendidikan, pembukaan lapangan pekerjaan dan lainnya, masih menjadi tanda tanya publik.
Menyikapi hal tersebut, Wakil Ketua DPRD Bengkalis Indra Gunawan Eng MH, mengakui kalau dalam pelaksanaannya masih sebatas program, belum ada action terkait RPJMD tersebut. Sejumlah kegiatan vital yang sudah tertuang dalam RPJMD Bengkalis 2010-2015 seperti peningkatan jalan poros dan jalan lingkar melalui proyek tahun jamak (multiyears), belum berjalan sama sekali.
Kemudian, sebut pria biasa disapa Eet ini, rencana menjadikan kota Bengkalis sebagai kota pendidikan, masih jauh panggang dari api. Selanjutnya, pembangunan kawasan industri Buruk Bakul di kecamatan Bukitbatu, yang diharapkan bisa memberikan lapangan pekerjaan kepada tenaga tempatan tidak terlihat sama sekali sampai tahun 2013 ini. Bahkan, ia menyarankan kepada bupati untuk membatalkan rencana pembangunan bandar udara (Bandara) di Pulau Bengkalis dan Pulau Rupat.
“Saya menilai apa yang tertuang dalam RPJMD kepala daerah, belum ada yang terealisasi sama sekali, bahkan mendekati kegagalan. Seharusnya dilakukan koreksi serta evaluasi kembali menyangkut proyek-proyek mercusuar yang disebut dalam RPJMD tersebut, supaya tidak terkesan muluk-muluk,” papar Eet, Rabu (14/8/2013), menyikapi situasi yang terjadi dalam pelaksanaan pembangunan di Bengkalis.
Ditegaskan ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bengkalis ini, kepala daerah bersama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) harus melakukan evaluasi terhadap RPJMD tersebut. Kalau perlu dilakukan revisi RPJMD, dimana program yang tidak mungkin terlaksana lagi sebaiknya dibatalkan atau ditunda dahulu, sehingga tidak menjadi tanda tanya bagi kalangan masyarakat.
Dicontohkan Eet, seperti pembangunan kawasan industri Buruk Bakul, pembangunan bandara di Bengkalis dan Rupat dan menjadikan Bengkalis kota pendidikan. Dinilainya, pembangunan kawasan industri tidak serta merta hanya dilaksanakan dengan kebijakan daerah, karena harus tertuang dalam keputusan presiden tentang kawasan/klaster industri serta formatnya harus jelas.
“Selain itu pembangunan bandara di Rupat dan Bengkalis belum urgen (mendesak,red). Nyaris tidak ada sektor ekonomi dalam skala menengah keatas yang bergerak di kedua pulau tersebut, sehingga pembangunan bandara belum terlalu penting, hanya sebatas pemborosan anggaran belaka,”terang Eet menyarankan.
Terakhir pria low profile ini berharap, ada kebijakan pembangunan strategis yang dirancang kepala daerah untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat, dengan terbukanya akses lapangan pekerjaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam waktu singkat. Karena dimatanya, proyek-proyek mercusuar hanya memboroskan anggaran dan butuh proses panjang serta belum dibutuhkan masyarakat.(rep1)