Jakarta-Melihat kondisi perekonomian global saat ini yang mempengaruhi perekonomian dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, BI memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2013 akan berada di kisaran 5,8-6,2 persen.
"Kalau terkait dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, kita melihat 2013 ini pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 5,8-6,2 persen. Di APBNP itu disepakati pertumbuhan ekonomi 6,3 persen," kata Agus di Gedung Bank Indonesia, kemarin.
Dengan revisi ini, tercatat BI telah melakukan revisi pertumbuhan ekonomi sebanyak tiga kali dalam setahun. Sebelumnya pada bulan Februari 2013, BI memproyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2013 berada di kisaran 6,3 persen hingga 6,8 persen. Kemudian BI kembali melakukan revisi ke bawah pada bulan April, pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 6,2 persen hingga 6,6 persen.
"Pertumbuhan ekonomi tahun 2013 diperkirakan lebih rendah dari perkiraan awal, yakni 5,8 persen sampai 6,2 persen. Hal ini tercermin dari indikator dini konsumsi dan investasi yang menurun," tutur Agus.
Selain merevisi pertumbuhan ekonomi, BI juga merevisi ke bawah kisaran inflasi sepanjang 2013. Semula BI memproyeksi inflasi berada di angka 4,5 persen plus minus 1 persen.
"Kami di BI terus melihat dan mengamati inflasi, dengan kenaikan BBM, inflasi akan ada dikisaran 7,8-7,2 persen. Artinya, kita mesti siap-siap," kata Agus.
Agus mengatakan, apabila koordinasi antara BI, pemerintah pusat dan pemerintah daerah terjalin dengan baik, melalui Tim Pengendali Inflasi (TPI) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), maka inflasi hingga akhir tahun 2013 diproyeksi berada di angka 7,2 persen.
"Kalau koordinasi pemerintah daerah dan pusat bisa dijalankan dengan baik, itu bisa berada di 7,2 persen. Kalau tidak, itu akan 7,8 persen," tutur Agus.
Sementara itu, untuk inflasi bulanan, BI memproyeksi inflasi akhir Juli 2013 sebesar 2,38 persen, akhir Agustus 0,93 persen, dan September turun menjadi 0,1 persen.
"Kita menyambut baik inflasi Juni 1,03 persen, yoy 5,09 persen. Ke depan, kita memperkirakan inflasi Juli bisa 2,38 persen, Agustus 0,93 persen, September itu bisa kembali turun di 0,1 persen. Secara 1 tahun akan ada di kisaran 7,2-7,8 persen," tutup Agus. (rep05)