BENGKALIS - Ketua komisi IV DPRD Bengkalis, Sofyan mengingatkan RSUD Bengkalis untuk terus meningkatkan layanan kepada pasien. Sampai saat ini, Komisi IV masih menerima sejumlah keluhan dari masyarakat menyangkut layanan RSUD Bengkalis.
Kepada sejumlah wartawan, Kamis (20/6) politisi asal Bantan ini mengatakan, dirinya tidak menampik ada sisi layanan yang baik di RSUD Bengkalis, dan dirinya juga harus objektif tidak begitu saja percaya setiap laporan yang disampaikan.
"Tapi kita juga jangan menutup mata atas berbagai kekurangan yang masih terjadi. Dan saya merasakan itu ketika memang ada saudara saya yang berobat di RSUD, makanya saya berharap pelayanan rumah sakit terutama petugas medisnya kepada pasien atau keluarga pasien terus ditingkatkan," ujar Sofyan.
Diakui, bekerja di tempat-tempat layanan umum seperti rumah sakit tidaklah mudah, mereka sentiasa berhadapan dengan berbagai ‘kerenah’, baik yang dilakukan oleh pasien maupun keluarganya. "Tapi jangan itu dijadikan pembenaran untuk kita berbuat tidak santun saat melayani pasien, sebab meraka yang datang ke rumah pasti juga dirudung masalah," ujarnya.
Hal lain yang perlu diakukan oleh RSUD Bengkalis adalah menyimpan data base siapa saja yang selama ini menjadi pendonor darah, baik itu pendonor aktif maupun pasif. Dan hal itu kata Sofyan juga berlaku bagi PMI Bengkalis, yang setiap tahun menerima kucuran dana hibah dari pemerintah.
"Tidak semua pasien yang berobat ke RSUD itu memiliki kenalan atau saudara di Bengkalis. Seringkali mereka kebingungan dan pontang panting ketika dokter mengharuskan mereka mencari persediaan darah untuk pasien. Gunanya data base ini, rumah sakit atau PMI tinggal merekomendasikan siapa saja yang bisa dihubungi ketika membutuhkan darah sesuai golongan darah, saya rasa hal-hal semacam ini akan sangat membantu,” katanya.
Selain soal layanan, Sofyan juga melihat kesan acuh dari manajemen rumah sakit terhadap kondisi dan kenyamanan kamar pasien. Dirinya melihat kamar pasien tanpa gorden jendela, gorden pembatas antara tempat tidur satu dengan yang lainnya, serta kamar dinding yang kurang bersih.
"Padahal kamar pasien ini untuk kelas II dan membayar, artinya, pasien tidak menggunakan jasa Jamkesmada. Hal-hal semacam ini sejatinya menjadi perhatian rumah sakit, agar mereka yang berobat merasa lebih nyaman dan dilayani dengan baik," katanya. (rep05)