BAGANSIAPIAPI - Sekretaris Komisi A DPRD Rohil Afrizal kembali menyatakan kekecewaan kepada Pemkab Rokan Hilir, berhubung selama ini tidak begitu memberikan perhatiannya pada kecamatan yang telah menyumbang pendapatan paling besar kepada daerah.
Kecamatan dimaksud Afrizal adalah Rantau Kopar dan Tanah Putih. Inilah dua kecamatan penghasil minyak terbesar, namun kurang dapat perhatian.
Di kawasan inilah, kata Afrizal, pengeboran minyak pertama dilakukan. Di mana pertengah tahun 1967 kapal Pasific yang membawa peralatan pengeboran minyak Caltex berlabuh di Pelabuhan Sintong, Kecamatan Tanah Putih.
Sampai saat ini sumur minyak pertama yang digali oleh Caltex tersebut masih ada dan dikenal dengan nama sumur 01. Pengeboran itu dilaksanakan di Desa Sintong Kecamatan Tanah Putih. “Tak terkira lagi bagaimana kayanya Tanah Putih karena memiliki ladang minyak. Dari awal pengeboran tersebut, hingga sampai hari ini sudah ada 1.200 sumur minyak di Kabupaten Rohil,” katanya. Jumat (16/9)
Afrizal menegaskan bahwa Kecamatan Tanah Putih dan Rantau Kopar sebagai penghasil terbesar minyak di Rohil. Namun sayangnya belum diperlakukan sebagai daerah penghasil terbesar dari kekayaan alam yang dimilikinya.
“Bila kita berbicara tentang keadilan, serta pemerataan pembangunan, saya menilai Pemkab Rohil belum adil terhadap dua kecamatan yang menyumbang APBD terbesar ini. Bisa kita lihat dari pembangunan yang ada di Tanah Putih dan Rantau Kopar,” tegas Afrizal.
Hal tersebut dapat dilihat dari APBD Rohil pada tahun 2016, dalam penganggarannya tambah Afrizal di dua kecamatan ini sebagai daerah Kecamatan penghasil minyak, justru yang paling sedikit mendapatkan jatah pembangunan.
“Hal tersebut sangat bertolak belakang. Seharusnya kecamatan inilah yang paling banyak dapat bagian, itu baru dikatakan berkeadilan,” kata Afrizal.(adv/DPRD)