ROHIL-Sektor dana bagi hasil (DBH) migas terhadap daerah memiliki peran penting mengangkat perekonomian masyarakat khususnya di Kabupaten Rohil. Namun kebijakan pusat memangkas anggaran didaerah penghasil migas membuat sejumlah kegiatan dipangkas.
Kondisi itu membuat pemerintah daerah mengambil kebijakan dengan merasionalisasi anggaran. Bukan hanya itu, Bupati Rohil H Suyatno, menggalakkan program kepariwisataan dengan menggali seluruh potensi daerah.
"Karena anggaran kita defisit, semua yang disetujui dewan dibongkar kembali (APBD-red). Makanya saya minta segera diresmikan Jembatan Pedamaran I dan II, sehingga arus transportasi masyarakat lancar," tegas Suyatno, ketika membuka forum pra musrenbang, Selasa (6/9/2016), kemarin.
Sektor kepariwisataan, sebut Suyatno, tak kalah menarik dengan sektor lain untuk menambah pendapatan daerah, seperti iven bakar tongkang, sembahyang kubur, imlek, cap goh meh dan sembahyang sayur. Setiap tahunya ribuan orang wisatawan dari berbagai mancanegara datang berkunjung.
"Tidak serta merta semua dapat terwujud, tentunya harus ditunjang sarana dan prasarana pendukung, seperti bagusnya infrastruktur fisik jalan, jembatan serta tersedianya bandar udara, pelabuhan laut, transportasi kapal laut," ungkap bupati.
Seperti pembangunan Jembatan Pedamaran I dan II, persiapan infrastruktur jalannya menjadi tanggung jawab propinsi, tahun 2017 rencana dianggarkan Rp417 miliar. Sedangkan program propinsi Riau yang sedang berjalan yakni aspal beton (rigid pavemen) Jalan Lintas Pesisir di Kecamatan Bangko sepanjang 5.5 kilometer.
"Saya punya konsep akan membangun jembatan gantung, karena dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan. PAD yang dihasilkan pasti sangat besar, coba ini dikordinasikan dengan pihak investor. Jika berhasil, Rohil menjadi daerah satu-satunya yang memiliki jembatan gantung tersebut," katanya.(MC Riau/rep05)