BAGANSIAPIAPI - Anto selaku ajudan Bupati Rohil menunjukkan sikap arogannya kepada wartawan yang datang untuk menemui Bupati Rohil di mesnya, Jum'at (13/5/2016) lalu. Kejadian bermula ketika keempat wartawan tiba ke mess Bupati ingin bermaksud menemui Bupati untuk membicarakan undangan Hari Pers Nasional (HPN) dan HUT PWI ke-70 di Kuansing.
"Awalnya kami berdiri dipos jaga mes, karena saat itu ada orang BPK. Setelah BPK pergi, yang tinggal Asisten I Cs, kamipun mendekat ke mess dan sebelumnya sudah dikomunikasikan serta meminta izin sama bagian Kabag Protokoler Saiman," ungkapnya.
Saat itu juga setiba di mess Bupati, ada dua orang Satpol PP yang meminta agar menunggu di Pos jaga atas pertintah Ajudan Bupati Anto. Karena sudah perlakukan seperti itu, empat wartawan pengurus PWI Rohil merasa dipermalukan didepan sejumlah pejabat.
"Siapapun aktornya, kami menilai, ini bentuk pelecehan terhadap wartawan," kata salah seorang wartawan.
Ketua PWI Rohil, Jaka Abdillah S.Ag, Sabtu (14/5) mengatakan, pelecehan yg dilakukan oleh ajudan bupati berinisial AT merupakan tindakan yang tidak patut karena kehadiran wartawan di Mess Pemda dalam rangka melaksanakan tugas jurnalistiknya, untuk itu PWI Rohil meminta bupati untuk mengevaluasi keberadaan yang bersangkutan sebagai ajudan mengingat bupati pernah menerima penghargaan PWI award sebagai figur kepala daerah yang bersahabat dengan wartawan di HPN Bengkalis 2014.
"Jangan sampai ulah ajudan tersebut mencederai anugerah yang pernah diterima Bupati Rohil H Suyatno. Selama ini kalangan wartawan sudah sering menerima keluhan berbagai pihak terkait sikap ajudan bupati yang kurang bersahabat dan over akting," terang Ketua PWI.
Kita serahkan keputusan akhir evaluasi tersebut kepada Bupati, PWI Rohil sebagai korban dari sikap ajudan hanya mengingatkan bahwa ini dapat mengganggu hubungan baik yg telah terbina selama ini antara Bupati dengan wartawan yang ada di Rohil karena pada saat kejadian tersebut pengurus PWI Rohil ingin bertemu dengan Bupati dalam rangka menyampaikan undangan untuk menghadiri HPN di Kuansing Minggu depan.
"Masukan untuk saudara Suyatno, agar memilih ajudan yang bisa berkomunikasi dengan masyarakat, jangan memakai ajudan seperti sekarang. Pengharagaan PWI yang sudah diberikan kepada Suyatno, sebaiknya ditinjau ulang, karena tidak mencermminkan penghargaan yang didapat," ujar Jaka.(nt/ar)