JAKARTA - Anjloknya harga minyak dunia membuat laporan keuangan perusahaan migas asal Amerika Serikat (AS) Chevron berapor merah. Tercatat, Chevron memperoleh rugi sebesar USD588 juta pada kuartal IV-2015.
CEO Chevron Corporation John Watson menyatakan, laba sepanjang 2015 turun signifikan dari tahun sebelumnya. Oleh karena itu, pihaknya perlu mengambil tindakan untuk mengatasi hal tersebut.
"Laba kami turun signifikan yang mencerminkan dari anjloknya harga minyak," kata Watson mengutip keterangan resminya, Rabu (3/2/2016).
Watson menyatakan, beban usaha dan belanja modal berkurang USD9 miliar pada 2015 dari tahun 2014. Bahkan, pada 2016, diprediksi juga berkurang dengan besaran yang hampir sama.
Namun, dirinya meyakini peningkatan kehandalan kilang memungkinkan Chevron memperoleh hasil yang baik pada tahun ini.
"Kami terus berusaha untuk membentuk kembali hilir dengan baik," jelas Watson.
Sekadar informasi, Chevron melaporkan kerugian USD588 juta (USD0,31 per saham) untuk kuartal keempat tahun 2015. Sementara itu, pada periode yang sama di 2014 Chevron mencetak laba sebesar USD3,5 miliar (USD1,85 per saham).
Sementara itu, selama setahun penuh di 2015, Chevron mencetak laba USD4,6 miliar (USD2,45 per saham) dibandingkan dengan USD19,2 miliar (USD10,14 per saham) pada tahun 2014.
Penjualan dan pendapatan usaha lainnya di kuartal keempat 2015 adalah USD28 miliar, sementara pada tahun sebelumnua USD42 miliar.(rep05)