Frekuensi cuaca kemarau dibanding musim hujan pada 2016 sesuai prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, akan sama halnya dengan tahun 2015 ini. Karenanya mulai sekarang pemerintah diminta waspada, dengan fokus pada pencegahan sedari dini.
Kondisi musim hujan yang sekarang pada Desember ini melanda seluruh wilayah Riau tidak akan bertahan lama. Memasuki Januari 2016, musim kemarau sudah mulai kembali terjadi. Bahkan pada 2016, diprediksi bakal terus terjadi musim kemarau panjang dengan pergerakan arah angin yang tak jauh berbeda dengan tahun ini.
Demikian diungkapkan Kepala Stasiun Meteorologi Pekanbaru Sugarin kepada Riau Pos, akhir pekan lalu di Gedung Daerah Provinsi Riau. Menurutnya, pada 2016 arah angin tetap bertahan dari Selatan ke Utara.
‘’Kemarau masih berlangsung lagi, setelah hujan sekarang ini. Kalau dikaitkan dengan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), memang sedari dini pemerintah harus waspada. Fokus pada pencegahan memang harus dimulai,’’ katanya.
Diceritakannya, mulai Januari nanti, berdasarkan pantauan satelit, diprediksi musim hujan akan berakhir. Masuk musim kemarau, diperkirakan berlangsung hingga Maret. Baru kemudian pada pertengahan Maret hingga Mei kembali memasuki musim hujan. Jika tidak ada perubahan iklim secara menyeluruh di wilayah Asia Tenggara.
Perubahan kemungkinan bisa saja terjadi, jika badai Elnino yang biasa melanda kawasan Filipina kembali terulang. Kemudian setelah Mei diprediksi hujan pada tahun depan, kemarau akan berlangsung hingga September atau Oktober.
‘’Tentunya kita berharap mudah-mudahan daerah-daerah yang terbakar hebat seperti Sumsel pada tahun ini, juga bisa mencegah bersama,’’ tambahnya. (rep05/rpc)