BAGANSIAPIAPI - Pusat kesehatan masyrakat (Puskesmas) Panipahan, kecamatan Pasir limau kapas (palika) membentuk tim kerja untuk melaksanakan tugas studi Environment Health Risk Assessment (EHRA) dikepenghuluan Sei Daun. Pasalnya, Studi EHRA sangat perlu dilakukan oleh setiap Kabupaten dan kota mengingat pembangunan sanitasi membutuhkan pemahaman kondisi wilayah yang akurat.
Demikian disampaikan Kepala pukesmas Panipahan, Dr Hj Netti Juliana, Sabtu (31/10), menunurutnya, melalui Pemberian studi EHRA ini puskesmas melibatkan sebanyak 7 Bidan desa, 4 perawat serta staf puskesmas panipahan. EHRA ini bertujaun untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta prilaku-prilaku masyrakat pada skala rumah tangga.
*Selain itu, data terkait dengan sanitasi dan higiene terbatas dan data sanitasi umumnya tidak bisa dilakukan pemecahan sampai dikelurahan atau desa serta data tidak dapat terpusat melainkan berada diberbagai Satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang ada dikabupaten/kota di Indonesia,"terangnya.
Diterangkan Netti lagi, pihaknya melakukan Studi EHRA dikepenghuluan Sei daun dengan menempuh perjalanan melalui transportasi laut lebih kurang 2 jam perjalanan. Setibanya di kepenghuluan sei daun pihaknya langsung melapor kekantor kepenghuluan setempat dan pihak terkait lainnya. "Alhamdulillah kedatangan kita disambut dengan antusias oleh masyrakat dan Pustu dan polindes setempat, "ujarnya.
Lebih jauh dijelaskanya, Keberhasilan studi EHRA disei daun terangnya berkat kerjasama semua pihak yang berada dikepenghuluan tersebut. Dari 194 desa yang ada dikabupaten Rokan Hilir sesuai dengan anggaran yang tersedia di APBD-P, maka ditetapkan 39 persen dari desa yang ada dirohil untuk disurvey sebanyak 76 desa termasuk dikecamatan palika.
"Dimana 1 desa didampingi 40 responden yang terdiri dari 8 Rukun tetangga (RT), dimana masing-masing RT mendapatkan jatah sebanyak 5 Responden. Untuk kecamatan Palika hanya satu desa menjadi sampel EHRA yakni kepenghuluan sei daun, karena kepenghuluan itu termasuk dalam desa Strata 2, "terang netti.
Dilanjutkannya, kepenghuluan Sei daun memiliki sebanyak 25 RT, dimana 8 RT itu ditentukan dengan cara menggunakan rumus interval. "RT yang kami lakukan studi EHRA yakni RT 03, 06, 09, 12, 15, 18, 21, dan RT 24, Sementara informasi yang diberikan oleh responden atau ibu rumah tangga tentunya akan membantu pemerintah dalam merencanakan Program lingkungan, "ungkap Netti.
Adapun pertanyaan yang diberikan oleh responden adalah seputar rumah dan lingkungan serta sumber air bersih,"setelah wawancara pihak puskesmas menempelkan kertas sebagai tanda bahwa rumah tersebut adalah rumah yang terpilih sebagai studi EHRA, "pungkas Netti. (adv/ar)