Meski para ahli kesehatan telah menguraikan bahaya rokok bagi kesehatan, nyatanya banyak perokok yang tetap merokok sampai tua dan sehat-sehat saja.
Tim ilmuwan dari Inggris berhasil mengungkap adanya faktor lain yang berpengaruh, yakni faktor genetik.
Selain itu, ada perbedaan genetik yang berpengaruh pada seseorang apakah akan kecanduan rokok atau tidak.
Pemahaman terhadap varian gen ini diketahui akan membantu dokter melakukan pengobatan pada penyakit paru, seperti penyakit paru obstruksi kronik (PPOK), serta membantu kesuksesan upaya berhenti merokok.
Tim peneliti yang dipimpin oleh Prof Ian Hall dari Universitas Nottingham menemukan profil DNA tertentu yang menurunkan risiko PPOK, termasuk bronkitis dan emfisema. Gen ini berpengaruh pada cara paru-paru berkembang dan merespons cedera.
Di lain pihak, ada juga DNA tertentu yang justru meningkatkan risiko PPOK sehingga ini bisa menjelaskan mengapa ada orang yang terkena penyakit ini walau tidak pernah merokok sama sekali.
Meski begitu, hasil penelitian ini tidak lantas menjadi "lampu hijau" bagi Anda untuk melanjutkan kebiasaan merokok. (rep05)