Jadi Negara Bangkrut, Yunani Ajukan Utang Rp796 TriliunJakarta-Pemerintah Yunani berhasil memenuhi tenggat waktu pengumpulan proposal pinjaman yang dilengkapi dengan perincian program-program reformasi ekonominya. Tepat dua jam sebelum berakhirnya Kamis (9/7/2015), proposal tersebut telah sampai di tangan kreditor. Antara lain, Komisi Eropa, Bank Sentral Eropa, dan IMF. Dalam proposal itu, Athena mengajukan pinjaman 53,5 miliar euro atau setara dengan Rp796,7 triliun selama tiga tahun hingga 2018 nanti.
PM Yunani Alexis Tsipras kemarin melakukan berbagai upaya agar parlemen mendukung proposal baru tersebut. Voting dukungan terhadap proposal itu di parlemen Yunani dilakukan JUmat (10/7/2015). Tsipras menegaskan bahwa referendum memberikannya mandat untuk mendapatkan kesepakatan yang lebih baik, bukan untuk meninggalkan euro zone. "Kita bersama-sama menghadapi ini," kata Tsipras.
Pembahasan proposal dilakukan sepanjang akhir minggu ini. Rencananya, menteri-menteri keuangan negara-negara yang tergabung dalam euro zone melakukan rapat untuk membahas proposal itu di Brussels. Pertemuan tersebut sekaligus memutuskan dana bailout ketiga ke Yunani akan dikucurkan atau tidak. Sementara itu, para pimpinan Eurogroup direncanakan bertemu Ahad (12/7/2015). Dua jam setelahnya, barulah seluruh anggota Uni Eropa yang melakukan pembahasan.
Jumat Pukul 11.00 Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker, Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi, dan Kepala IMF Christine Lagarde serta Presiden Eurogroup Jeroen Dijsselbloem melakukan telekonferensi untuk membahas proposal Yunani tersebut.
"Proposal Yunani yang baru ini sangat terperinci dan dukungan dari parlemen Yunani membuatnya makin kredibel," ujar Dijsselbloem. Meski begitu, bukan berarti proposal itu bakal lolos dengan mudah. Sebab, pemberian pinjaman melibatkan banyak pihak. "Ini adalah keputusan besar yang harus kami ambil," tuturnya.
Presiden Prancis Francois Hollande mengungkapkan hal serupa. Dia menjelaskan bahwa proposal Yunani cukup serius dan kredibel. "Yunani baru saja menunjukkan niatnya untuk tetap berada di euro zone (melalui proposal tersebut)," jelas Hollande.
Di sisi lain, Perdana Menteri Italia Matteo Renzi optimistis dan berharap agar kesepakatan bisa dilakukan hari ini. Dengan begitu, rapat pada Minggu tidak perlu diadakan. Selama ini memang Prancis dan Italia yang paling getol mendukung agar Yunani tetap berada di euro zone. Namun, tidak demikian Jerman. Seperti biasa, Jerman tetap bersikap skeptis. (rep05)