Pekanbaru - Pemerintah Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, tidak akan menurunkan Harga Eceran Tertinggi Elpiji (HET) elpiji tiga kilogram, meski harga BBM sudah turun, karena pihaknya baru satu kali melakukan penyesuaian harga sejak 2007.
"Kalau kota lain termasuk Provinsi Riau sudah 3-4 kali menaikkan harga," kata Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pekanbaru Mas Irba di Pekanbaru, Kamis.
Menurut dia, penyesuaian harga elpiji bersubsidi belum lama ini dilakukan Pekanbaru, sehingga tidak mungkin juga langsung diturunkan lagi. Lapi pula, besaran kenaikan HET yang ditentukan tidak terlalu tinggi dari harga awal, yakni naik Rp2.000 pertabung.
"Jadi HET elpiji tiga kilogram yang sudah kita naikkan sebulan lalu Rp16.000 per tabung, tidak akan kita turunkan lagi," katanya.
Menurut dia, kenaikan ini masih wajar di tengah tingginya harga elpiji tabung 12 kg. Karena jika dihitung harga keekonomian, gas per kilonya mencapai Rp9.000. Sementara dengan disubsidi harganya menjadi Rp4.000 per kilogram plus pajak.
Jadi masih wajar, karena harga tebus gas tiga kilo di SPBE itu plus pajak Rp12.740. Dengan keuntungan (margin) serta biaya operasional yang tidak begitu besar gas tiga kilo ini dijual pada tingkat pangkalan Rp16.000 per tabung.
"Kita apresiasi agen dan pangkalan yang sepakat berbagi keuntungan yang sama walau sedikit," katanya.
Jadi, dia menambahkan, pihaknya sudah sepakat tidak akan menurunkan HET elpiji tiga kilogram, mengingat daerah lain juga memiliki harga yang jauh lebih tinggi lagi.
Sebelumnya Pekanbaru mematok HET elpiji tiga kilogram seharga Rp14.000 per tabung. Setelah kenaikan BBM November tahun lalu, baru Januari 2015 pihaknya melakukan penyesuaian harga dengan menaikkan menjadi Rp16.000 per tabung.(cr01/ant)