Pekanbaru-Sejumlah petani karet di Bengkalis mengeluhkan harga karet yang tidak kunjung membaik sejak setahun terakhir, di mana saat ini harga karet di tingkat pengepul hanya Rp6.500 per kilogram.
"Sudah lebih dari setahun harga karet jatuh dan hingga kini sepertinya belum ada tanda tanda akan mengalami kenaikan," kata salah seorang petani karet, Erfan Setiawan kepada Antara di Pekanbaru, Sabtu.
Ia mengatakan selama ini para petani karet akan menyimpan hasil sadapan mereka jika harganya turun dan akan menjualanya kembali ketika harga karet kembali normal.
"Biasanya harga karet bisa mencapai Rp15.000 hingga Rp20.000 per kilogram, dan ketika harga turun kami akan menyimpannya dan menjual kembali saat harganya kembali membaik, namun untuk saat ini hal tersebut tidak mungkin dilakukan karena jatuhnya harga karet sudah lebih dari setahun," katanya.
Kemudian hal ini semakin diperparah dengan naiknya harga sembako akibat pemerintah menaikkan harga BBM beberapa waktu lalu. "Kami tidak tahu harus mengadu ke siapa lagi, harga sembako terus meroket, elpiji juga naik, sedangkan harga karet terus tidak mengalami perbaikan," ujar Erfan.
Hal senada juga diungkapkan oleh warga lainnya, Sutikno, bahwa harga karet yang terus menurun membuat dirinya harus bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
"Anak anak sudah mulai masuk sekolah, ditambah efek banjir yang terjadi beberapa waktu lalu membuat sejumlah pohon karet menjadi rusak, kemudian harga yang tidak kunjung membaik," katanya.
Baik Sutikno maupun Erfan berharap kepada pemerintah agar secepatnya untuk mengambil langkah guna memperbaiki harga karet, karena menurut mereka cukup banyak petani karet seperti mereka yang menggantungkan hidup sebagai petani karet. (rep05/ant)