RENGAT - Pemadaman listrik di wilayah Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) sudah berlangsung cukup lama. Hanya saja, sampai saat ini PLN Area Rengat belum mampu mengatasi krisis listrik yang terjadi. Sebaliknya, pemadaman listrik semakin parah dan mulai meresahkan masyarakat karena tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Kondisi tersebut menyebabkan 15 kepala desa (Kades) di Kecamatan Lirik memilih mendatangi DPRD Inhu, Kamis (8/1). Para kades ini mengadukan buruknya kinerja manajeman PLN Area Rengat yang gagal mengatasi krisis listrik di Kabupaten Inhu.
Kedatangan kades tersebut disambut Wakil Ketua DPRD Inhu Adila Ansori. Dalam pertemuan tersebut, Ketua Forum Kepala Desa Kabupaten Inhu Arifin bersama Ketua Forum Kepala Desa Kecamatan Lirik, Wagiono mengungkapkan bahwa warga sudah merasa resah dengan seringnya terjadi pemadaman listrik tanpa pemberitahuan.
“Sering terjadi pemadaman, bahkan pernah satu hari terjadi lima kali padam listrik. Pemadaman bukan hanya pada saat beban puncak saja, melainkan pada siang bolong dan tengah malam juga terjadi pemadaman,” sebut Arifin.
Ditambahkannya, masyarakat melalui para kepala desa yang datang ke DPRD Inhu meminta agar para anggota dewan menindaklanjuti aspirasi masyarakat sekaligus melaporkan apa yang menjadi keresahan masyarakat atas kinerja PLN selama ini terhadap pelanggannya di wilayah Kecamatan Lirik.
Tidak hanya 15 kades di Kecamatan Lirik, keresahan terhadap semakin parahnya pemadaman listrik di wilayah Inhu juga ungkapkan Fauzi, warga Kecamatan Lubuk Batu Jaya. Ia mengungkapkan hampir tiap malam pemadaman listrik terjadi di daerahnya.
“Hampir tiap malam listrik mati terus di daerah saya. Kalau mati sore hidupnya bisa jam 23.00 Wib. Katanya PLN memuaskan masyarakat sebagai konsumen, tetapi kalau seperti ini kita yang resah,” tegasnya.
Hal senada juga diungkapkan Dedi, warga Rengat. Ia menilai PLN sudah mengabaikan hak-hak pelanggan karena melakukan pemadaman listrik tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. “Kalau pun ada pemadaman bergilir, biasanya di papan pengumuman PLN Rayon Rengat ada tertera daerah yang padam, tetapi saat ini tidak ada sama sekali dan masih pengumuman yang lama,” ucapnya.
Dedi menegaskan sebelumnya diberbagai media massa PLN Area Rengat menyebutkan bahwa akan menambah mesin sewa baru 5 MW untuk mengatasi krisis listrik yang terjadi. Tetapi sejauh ini janji PLN tersebut belum terealisasi.
“Bukannya pemadaman semakin berkurang, tetapi semakin parah. Karena itu kami berharap pihak-pihak terkait dapat segera mencarikan solusi karena pemadaman listrik yang dilakukan PLN benar-benar meresahkan masyarakat,” tuturnya, dikutip inhusatu.com.
enanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPRD Inhu Adila Ansori berjanji akan menjadwalkan pemanggilan terhadap manajemen PT PLN Area Rengat, PLN Rayon Air Molek dan PLN Rayon Rengat. Selain itu, pemanggilan juga akan dilakukan terhadap PT Wika selaku pengelola Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Lirik.
"Segera, InsyaAllah awal pekan depan ini sudah kita panggil. Nanti akan dilakukan dengar pendapat dari pihak PT PLN dan pihak PT Wika terkait pemadaman listrik yang terjadi di Inhu. Selain itu, juga untuk mencari solusi agar tidak terjadi pemadaman listrik di seluruh wilayah Inhu pada umumnya," ujar Adila. (cr01/isc)