CANBERRA – Penipuan asmara online yang meningkat tinggi di Asutralia dan tercatat menjadi penipuan dengan tingkat tiga kali lipat dari penipuan lain, memiliki modus yang unik.
Dalam sebuah laporan proyek Scammer yang dilakukan badan otoritas independen milik pemerintah Australia, ACCC, yang juga berfungsi sebagai badan perlindungan konsumen, menuliskan bahwa kerugian dari penipuan ini mencapai sekira 23 juta dolar. Dan jika diperkirakan, rata-rata kerugian yang dicapai perorang sekira 21 ribu dolar.
Ada banyak modus dan cara yang dilakukan para penipu online dalam menjerat mangsa, karena disinyalir penipuan inia tidak hanya merugikan secara finansial, lainnya adalan non material.
Seperti dilansir dari laman situs Pcauthority, Kamis (18/12/2014), hingga saat ini, penipuan asmara online ini sendiri masih terus menimbulkan masalah meskipun upaya Polisi setempat dan tim ACCC berjalan untuk meredamnya. Dari hasil proyek yang berjalan, ada banyak korban yang menceritakan perihal upaya penipu melakukan aksinya.
Kontak Menjadi Target Utama
Dalam sebuah wawancara dengan korban, tim dari ACCC menemukan bahwa upaya yang dilakukan pertama kali oleh pelaku adalah meminta kontak. Meski demikian, pelaku memiliki cara yang khusus untuk mendapatkan kontak target tanpa secara langsung.
Pelaku bekerja dengan mengirim pesan secara online dari website kencan maupun media sosial yang ada, awal dari percakapan ini sendiri diawali dengan pengiriman sebuah ikon ‘kedipan’ atau ‘ciuman’ atau ikon apapun yang menggambarkan keromantisan.
Setelah lama melakukan pesan pribadi, pelaku mulai bergerak melakukan percakapan ke nomor pribadi. Percakapan panjang berlangsung, korban menceritakan bahwa percakapan bisa dalam waktu siang dan malam, baik melalui email pribadi atau nomor ponsel langsung.
Hingga tahap ini, proses percakapan masih berjalan panjang, bahkan dikatakan prosesnya bisa berjalan dalam waktu mingguan dan bulanan. Setelah mendapat kepercayaan, kemudian pelaku mulai melakukan sejumlah permintaan. Permintaan ini, dilakukan pelaku dengan modus untuk pengobatan atau bahkan meminta dengan nominal uang kecil terlebih dahulu.
Percakapan yang Terbuka
ACCC mencatat bahwa korban penipuan asmara online banyak memiliki kelemahan dan kerenatanan, banyak dari korban dilaporkan lebih senang mencari hubungan cinta secara online. Dari hasil studi, memang hubungan online memiliki nilai karakteristik yang cukup berpotensi, karena peningkatan ungkapan diri secara online bisa menjadi senjata utama dibandingkan dengan tatap muka langsung saat berinteraksi.
Seringkali percakapan online menjadi terbuka, karena berpikir bahwa ungkapan tanpa langsung melihat raut wajah si pembicara lebih terasa lugas. Dan hal ini, memungkinkan pelaku untuk memanipulasi ungkapan sebagai sehajat kepedulian untuk mendapatkan kepercayaan korban.
Keseringan berbicara secara online, memungkinkan perasaan cinta cepat tumbuh meskipun tidak ada tatap muka langsung. Hal ini ditemukan oleh tim ACCC dari hasil identifikasi dan proses wawancara langsung dengan lebih dari 150 korban ‘asmara online’. (rep05)