Pekanbaru-Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Riau mendesak pemerintah daerah (pemda) kabupaten/kota segera menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) gas elpiji subsidi 3 kilogram setelah terjadinya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Sejak tahun 2009, beberapa daerah di Riau yang belum merevisi HET. Walau telah terjadi berapa kali kenaikan BBM bersubsidi, tapi HET-nya belum dilakukan penyesuaian harga," papar Sekretaris Hiswana Migas Provinsi Riau, Tuah Laksamana di Pekanbaru, Riau, Ahad.
Padahal, katanya melanjutkan, pihaknya telah mendapat informasi bahwa Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah memberi sinyal untuk dilakukan penyesuaian HET gas elpji subsidi 3 kilogram pascakenaikan BBM bersubsidi pada November 2014.
Dalam menaikan HET, menurut dia, perlu dipikirkan margin bagi pangkalan elpiji di Riau karena jangan sampai mereka menjual barang yang disubsidi pemerintah kepada pedangang pengecer demi mendapatkan keuntungan untuk menutupi modal yang mereka keluarkan.
Data terakhit PT Pertamina Perwakilan Pemasaran Riau Sumbar menyebutkan jumlah agen gas elpiji subsidi 3 kilogram di Riau 65 perusahaan dan sekitar 2.200 pangkalan untuk 12 kabupaten/kota dengan jumlah penyaluran sekitar 3 juta tabung per bulan atau sebanyak 100 tabung per hari.
"Kalau keuntungan pangkalan kecil, sementara biaya mereka besar, otomatis yang berlaku mekanisme pasar. Dimana pangkalan menyalurkan ke tingkat pengecer dan itu salah satu yang kita takut karena pangkalan tidak bisa bekerja bagus dalam penyaluran ini," ucapnya.
Pihaknya, sambung dia, sudah beberapa kali melakukan perhitungan penyesuaian HET gas elpiji subsidi yang diserah kepada Pemerintah Provinsi, sekaligus membuat acuan mengenai berapa batasan harga HET untuk kabupaten/kota di Riau.
"Sebenarnya sudah ada perhitungan HET, namun tetap kabupaten/kot karena ditetapkan bupati/wali kota. Kami minta pemda cepat, jangan seperti selama ini lambat. Kawan-kawan agen sudah keluarkan biaya tinggi terutama setelah BBM naik," bebernya.
Irfan Tirta, agen gas elpiji subsidi 3 kilogram di Kota Pekanbaru mengaku kenaikan berbagai komponen kendaraan yang sehari-hari mengangkut elpiji subsidi tidak bisa dihindari sebagai dampak dari naiknya BBM bersubsidi.
"Sebelum BBM naik, harga komponen kendaraan dipasaran sudah berpengaruh. Apalagi setelah BBM dinaikan pemerintah. Kami minta pemda segera lakukan penyesuian HET elpiji," sebutnya.
Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT meminta kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru untuk penetapan harga eceran tertinggi gas elpiji subsidi 3 kilogram dikaji kembali, menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi.
"HET kita secepatnya akan ditetapkan karena kemarin kita sudah usulkan ke pak wali. Namun, pak wali minta untuk dikaji lagi, tetapi ini hanya waktu saja," ujar Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kota Pekanbaru, Mas Irba H Sulaiman. (rep05/ant)