Pekanbaru - Bahan bakar minyak bersubsidi, khususnya jenis premium, mulai langka di sejumlah wilayah kabupaten di Provinsi Riau, seiring rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar fosil tersebut.
"Kalaupun ada harganya mahal," kata Arif (30), warga Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, kepada Antara lewat sambungan telepon, Kamis.
Dia mengatakan jika biasaya harga premium di daerah itu paling mahal Rp8.000 per liter, saat ini sudah mencapai Rp11.000/liter.
"Itupun sulit ditemukan karena sejumlah Agen Premium dan Minyak Solar (APMS) kehabisan stok," katanya.
Kelangkaan premium dilaporkan juga terjadi di Pulau Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, yang mengakibatkan aktivitas masyarakat menjadi terganggu.
"Nelayan terpaksa berhenti dulu melaut karena tak ada BBM," kata Agung, warga di pulau itu.
Kabupaten Meranti dan Bengkalis merupakan dua daerah di Riau yang menjadi "langganan" terjadinya kelangkaan BBM bersubsidi, terlebih setiap ada kabar rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar fosil tersebut.
Wilayah daratan yang terbagi atas beberapa pulau terpisahkan oleh selat membuat sejumlah agen BBM mengeluarkan biaya tambahan untuk transportasi pengangkutan.
Untuk menuju ibu kota dua kabupaten tersebut (Bengkalis dan Selatpanjang), saat ini hanya bisa menggunakan jasa kapal penyeberangan dan ferry.
Untuk sampai ke Pulau Bengkalis memerlukan waktu lebih dari empat jam jika berangkat dari Ibu Kota Provinsi Riau, Pekanbaru. Sementara jarak Pekanbaru-Selatpanjang mencapai lima jam.
Pihak Pertamina sebelumnya mengklaim stok BBM saat ini masih mencukupi hingga Desember mendatang.
Sementara itu, pemerintah telah memastikan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi dalam waktu dekat sebagai upaya mengurangi beban subsidi negara yang begitu besar. (cr01/ant)